STATISTIKA DALAM SURVEI TRANSPORTASI
Oleh : Era Agita Kabdiyono
Abstrak
Statistika
merupakan ilmu statistik yang mempelajari harga statistik dan berbagai
aspeknya. Pada dasarnya, statistika memiliki peran penting didalam setiap aspek
dan bidangnya, salah satunya yaitu berperan didalam bidang teknik sipil.
Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan data statistik yang akurat,
relevan, aktual dan komprehensif sebagai bahan perencanaan agar pembangunan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Demikian halnya pembangunan
sector transportasi, seperti panjang jalan, bongkar-muat barang, asal tujuan
barang dan penumpang.
Kata kunci :
Statistika, peran, transportasi
Pendahuluan
Keberhasilan
pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Sistem
jaringan tranportasi dapat dilihat dari segi efektifitas, teratur, mudah
dicapai dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan transportasi sangat penting
artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena
transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pengembangan
wilayah. Transportasi juga memiliki fungsi strategis dalam merekat integritas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem transportasi yang meliputi
transportasi darat, laut dan udara mengemban fungsi pelayanan public dalam
skala domestic maupun internasional.
Tujuan
1.
Mengetahui penjelasan mengenai statistika
2.
Mengetahui peran statistika dalam bidang teknik sipil
Statistika
Undang – undang Nomor 16 Tahun 1997
tentang statistika mengatakan bahwa luas, baik statistika sebagai data atau
informasi yang berupa angka, sebagai system yang memadukan penyelenggaraan
statistika, maupun sebagai ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan anilisis data. Ketiga pengertian tentang fisika tersebut menjadi landasan dalam mendukung pembangunan
nasional ( Mustafid, 2002 ).
Statistik
adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan(Analisis),
penarikan kesimpulan, atas data-data yang berbentuk angka dengan menggunakan
suatu asumsi-asumsi tertentu. (Prof.Dr.H.Agus
Irianto)
Berdasarkan jenisnya, statistik dibedakan
menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik
deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data.
Statistik deskriptif
mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis
data. Menata, menyajikan, dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan
menentukan nilai rata-rata hitung dan persen / proposisi. Cara lain untuk
menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, dan
diagram atau grafik (Sugiyono, 2006).
Statistik inferensial
adalah statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakterisktik atau ciri
dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan
suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus
(kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistik inferensial
disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Pada
statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan
mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi, seperti mean dan Uji t
(Sugiyono, 2006).
Populasi dan Sampel
Populasi, data, sampel merupakan tiga hal yang
sangat berkaitan satu sama lain terutama dalam kegiatan penelitian ilmiah.
Populasi adalah himpunan keseluruhan obyek yang diselidiki atau diteliti,
sementara data merupakan fakta yang dapat berupa angka-angka ataupun bukan
angka. Data dari suatu populasi yaitu fakta yang menggambarkan suatu obyek yang
akan diteliti atau diselidiki. Dalam penerapannya, kadang kala tidak semua data
dari suatu populasi dapat diperoleh, sehingga banyak peneliti menggunakan data
dari sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi. Peneliti ini tentu
saja mengharapkan karakteristik data sampel dapat sama dan atau mewakili
karakteristik data dari populasi tersebut ( Suroso, 2010 ).
Populasi yang tidak
pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinit” atau tak
terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang
dapat diberi nommor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan
tetap pabrik, dan sebagainya disebut “Populasi Finit”.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek
penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran
atau karakteristik dari sampel disebut “statistik” yaitu
X untuk harga rata – rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku (Rozaini Nasution. 2003).
X untuk harga rata – rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku (Rozaini Nasution. 2003).
Alasan perlunya pengambilan sampel
adalah sebagai berikut :
1.
Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2.
Lebih cepat dan lebih mudah.
3.
Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4.
Dapat ditangani lebih teliti.
Pengambilan sampel
kadang – kadang merupakan satu – satunya jalan yang harus dipilih ( tidak
mungkin memepelajari seluruh populasi ), misalnya :
1.
Meneliti air sungai
2.
Mencicipi rasa makanan didapur
3.
Mencicipi duku yang hendak dibeli
Peran Statistika
dalam Bidang Survei Transportasi
Peran statistika
menjadi sangat penting akibat dorongan dari beberapa faktor perkembangan
masyarakat, antara lain :
1.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan data
statistika yang dibutuhkan semakin beragam.
2.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
berdampak terhadap perkembangan metode, cara analisis, dan pemroses data,
sehingga bentuk penyajian data menjadi suatu informasi yang berguna, tepat
waktu dan akurat.
Dalam suatu perencanaan, agar didapatkan hasil yang baik dan
dapat dipertanggugjawabkan, diperlukan analisis yang komprehensif dan
pendekatan secara sistemik. Perencanaan transportasi sebaiknya didasarkan pada
analisis dengan didasarkan pemodelan transportasi. Pertama – tama yang perlu
dilakukan adalah pengumpulan data yang akurat dan reliable. Dari data yang
terkumpul tersebut, kemudian dirancang suatu model transportasi. Model
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yanga ada di lapangan (Munawar, 2005).
Ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah
berkembang hingga saat inni dan yang paling popular adalah “Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap ( Four Step Models ). Keempat model tersebut antar
lain :
1.
Model Bangkitan Pergerakan ( Trip Generation Models ), yaitu
pemodelan transportasi yang berfungsi untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah
( banyaknya ) perjalanan yang berasal ( meninggalkan ) dari suatu
zona/kawasan/petak lahan dan jumlah ( banyaknnya ) perjalanan yang
datang/tertarik ( menuju ) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada masa yang
akan datang ( tahun rencana ) per satuan waktu.
2.
Model Sebaran Pergerakan ( Trip Distribution Models ), yaitu
pemodelan yang memperlihatkan jumlah ( banyaknya ) perjalanan/ yang bermula
dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya
jummlah ( banyaknya ) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan
yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3.
Model Pemilihan Moda Transportasi ( Mode Choice Models ),
yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk
menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah ( dalam arti proporsi )
orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi
yang tersedia untuk melayani suatu titik asal tujuan tertentu, demi beberapa
maksud perjalanan tertentu pula.
4.
Model Pemilihan Rute ( Trip
Assignment Models ), yaitu permodelan yang memperlihatkan dan memprediksi
pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan
jaringan transportasi tersebut.
Contoh 1:
Jalan sebagai
sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk
transportasi darat. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah
membangun jalan sepanjang 4 809,54 km terbagi ke dalam tipe yaitu jalan
nasional sepanjang 106,58 km, jalan provinsi sepanjang 109,99 km, jalan
kabupaten sepanjang
772,30 km dan jalan
desa sepanjang 382,60 km.Dari total panjang jalan yang ada, semuanya sudah
diaspal. Sedangkan menurut kondisi jalan sepanjang 4 324,11 km dalam kondisi
baik, 130,95 km dalam kondisi sedang, 197,39 km dalam kondisi rusak dan
sepanjang 157,09 km dalam kondisi rusak berat. Sementara untuk panjang jalan
menurut
kelas yaitu kelas I
sepanjang 49,37 km, kelas II sepanjang 57,21 km, kelas III sepanjang 109,99 km,
kelas III A sepanjang 3 706,78 km, kelas III B sepanjang 817,79 dan terakhir
kelas III C sepanjang 68,40 km. Sementara panjang jalan tidak mengalami
kenaikan yang berarti, jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Ciamis mengalami
kenaikan dalam jumlah yang cukup besar khususnya kendaraan sepeda motor dimana
pada tahun 2007 jumlahnya sebanyak 178 133 unit menjadi 208 901 unit pada tahun
2009. Peningkatan juga terjadi pada jenis kendaraan mobil barang dimana pada
tahun 2007 sebanyak 13 467 unit menjadi 13 943 unit pada tahun 2009, sementara
untuk jenis mobil penumpang dan mobil bus terlihat berfluktuasi.
Contoh 2 :
Ditunjukkan panjang jaringan jalan
nasional pada tahun 2002 mencapai 330.495 km, namun sekitar 40% (130. 000 km)
berada dalam keadaan rusak. Jalan nasional dan jalan provinsi hannya 24,5%
(15.704 km) yang rusak, sementara jala kabupatenn 47% (113.244 km).
Data Tabel
Kerusakan Jaringan Jalan Nasional (2002)
Jenis Jalan
|
Panjang (km)
|
Baik
|
Sedang
|
Rusak Ringan
|
Rusak Berat
|
Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Kota
|
26.866
37.164
240.946
25.518
|
64,3 %
34,1 %
19,0 %
9,0 %
|
24,0 %
32,1 %
34,0 %
87,0 %
|
6,9 %
16,9 %
28,5 %
4,0 %
|
4,8 %
16,9 %
18,5 %
0,0 %
|
Total
|
330.495
|
23,6 %
|
37,1 %
|
23,6 %
|
15,8 %
|
Data Diagram
Contoh 3 :
Laju kedatangan
rata – rata kendaraan di cabang yang dikendalikan oleh rambu – rambu berhenti
ialah 720 kend/jam. Andaikanlah bahwa kedatangan kendaraan tersebut mengikuti
distribusi Poisson, hitunglah probabilitas 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 atau lebih
kendaraan yang datang selama selang 10 detik.
Penyelesaian:
l = 720 kend/jam atau 0,2 kend/detik; t – 10 detik
P
(0) = (0,2 X 10)0 e-(0,2x10)
= 0,135
P
(1) = (0.2 X 10)1 e-(0,2x10)
= 0,271
Dengan cara yang
serupa P(2) = 0,271; P(3) = 0,180; P(4) = 0,090; dan P(5) = 1 – P (n > 5) =
1 – 0,135 – 0,271 – 0,180 – 0,090 = 0,053
Distribusi Binomial Negatif (Pascal). Pada
distribusi binomial banyaknya coba – coba n itu tetap dan banyaknya sukses, x,
didisribusikan. Tetapi pada distribusi binomial negative, bnyaknya sukses, x,
itu tetap dan banyaknnya coba – coba, n, yang dibutuhkan untuk memperoleh n
sukses didistribusikan, seperti yang ditunjukan berikut ini:
P(x)
=
pkqx
Dengan
P(x) = probabilitas bahwa x kegagalan muncul dalam n coba –
coba sebelum memperoleh k sukses
P = probabilitas sukses pada percobaan yang
diketahui tadi
q = 1 – p
k = banyaknya sukses dalam n percobaan, dengan
percobaan terakhir berupa sukses
Disini nilai harapan sukses dan varians ialah:
E(x) =
V(x) =
Transportasi
memiliki peranan penting dan strategi dalam pembangunan nasional, mengingat
transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian, memperkokoh
persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.
Statistika sering digunakan dalam pemodelan transportasi di bidang teknik
sipil. Konsep dasar dan prinsip penelitian yang utuh dan melatih kemampuan
meneliti melalui pengembangan logika penelitian, Tahapan dan siklus penelitian.
Metodologi penelitian, proses penelitian, pengumpulan data, analisis data dan
informasi penyusunan usulan, penyusunan laporan, metoda presentasi. Keterkaitan
antara teori dan penelitian, struktur penelitian dan jenis-jenis penelitian.
Teknik-teknik observasi dan penyusunan kuesioner, pembuatan dan penggunaan
kerangka kerja, pengumpulan data analisis, data dan informasi, metode
statistika, penyusunan laporan, penyiapan bahan dan teknik presentasi.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Statistika
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Metode statistika
sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam bidang teknik sipil
khususnya di bidang transportasi, statistika digunakan untuk menganalisa data
dan mengolahnya menjadi sekumpulan data yang berupa informasi.
STATISTIKA DALAM
SURVEI TRANSPORTASI
Oleh : Era Agita Kabdiyono
Abstrak
Statistika
merupakan ilmu statistik yang mempelajari harga statistik dan berbagai
aspeknya. Pada dasarnya, statistika memiliki peran penting didalam setiap aspek
dan bidangnya, salah satunya yaitu berperan didalam bidang teknik sipil.
Perencanaan pembangunan yang baik membutuhkan data statistik yang akurat,
relevan, aktual dan komprehensif sebagai bahan perencanaan agar pembangunan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Demikian halnya pembangunan
sector transportasi, seperti panjang jalan, bongkar-muat barang, asal tujuan
barang dan penumpang.
Kata kunci :
Statistika, peran, transportasi
Pendahuluan
Keberhasilan
pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi
kehidupan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Sistem
jaringan tranportasi dapat dilihat dari segi efektifitas, teratur, mudah
dicapai dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan transportasi sangat penting
artinya dalam menunjang dan menggerakkan dinamika pembangunan, karena
transportasi berfungsi sebagai katalisator dalam mendukung pengembangan
wilayah. Transportasi juga memiliki fungsi strategis dalam merekat integritas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem transportasi yang meliputi
transportasi darat, laut dan udara mengemban fungsi pelayanan public dalam
skala domestic maupun internasional.
Tujuan
1.
Mengetahui penjelasan mengenai statistika
2.
Mengetahui peran statistika dalam bidang teknik sipil
Statistika
Undang – undang Nomor 16 Tahun 1997
tentang statistika mengatakan bahwa luas, baik statistika sebagai data atau
informasi yang berupa angka, sebagai system yang memadukan penyelenggaraan
statistika, maupun sebagai ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan anilisis data. Ketiga pengertian tentang fisika tersebut menjadi landasan dalam mendukung pembangunan
nasional ( Mustafid, 2002 ).
Statistik
adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan(Analisis),
penarikan kesimpulan, atas data-data yang berbentuk angka dengan menggunakan
suatu asumsi-asumsi tertentu. (Prof.Dr.H.Agus
Irianto)
Berdasarkan jenisnya, statistik dibedakan
menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik
deskriptif adalah statistik yang berkenaan dengan metode atau cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data.
Statistik deskriptif
mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis
data. Menata, menyajikan, dan menganalisis data dapat dilakukan misalnya dengan
menentukan nilai rata-rata hitung dan persen / proposisi. Cara lain untuk
menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, dan
diagram atau grafik (Sugiyono, 2006).
Statistik inferensial
adalah statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakterisktik atau ciri
dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan
suatu generalisasi (perampatan atau memperumum) dan hal yang bersifat khusus
(kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistik inferensial
disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Pada
statistik inferensial biasanya dilakukan pengujian hipotesis dan pendugaan
mengenai karakteristik (ciri) dari suatu populasi, seperti mean dan Uji t
(Sugiyono, 2006).
Populasi dan Sampel
Populasi, data, sampel merupakan tiga hal yang
sangat berkaitan satu sama lain terutama dalam kegiatan penelitian ilmiah.
Populasi adalah himpunan keseluruhan obyek yang diselidiki atau diteliti,
sementara data merupakan fakta yang dapat berupa angka-angka ataupun bukan
angka. Data dari suatu populasi yaitu fakta yang menggambarkan suatu obyek yang
akan diteliti atau diselidiki. Dalam penerapannya, kadang kala tidak semua data
dari suatu populasi dapat diperoleh, sehingga banyak peneliti menggunakan data
dari sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi. Peneliti ini tentu
saja mengharapkan karakteristik data sampel dapat sama dan atau mewakili
karakteristik data dari populasi tersebut ( Suroso, 2010 ).
Populasi yang tidak
pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut “Populasi Infinit” atau tak
terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang
dapat diberi nommor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan
tetap pabrik, dan sebagainya disebut “Populasi Finit”.
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek
penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh). Hasil pengukuran
atau karakteristik dari sampel disebut “statistik” yaitu
X untuk harga rata – rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku (Rozaini Nasution. 2003).
X untuk harga rata – rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku (Rozaini Nasution. 2003).
Alasan perlunya pengambilan sampel
adalah sebagai berikut :
1.
Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2.
Lebih cepat dan lebih mudah.
3.
Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4.
Dapat ditangani lebih teliti.
Pengambilan sampel
kadang – kadang merupakan satu – satunya jalan yang harus dipilih ( tidak
mungkin memepelajari seluruh populasi ), misalnya :
1.
Meneliti air sungai
2.
Mencicipi rasa makanan didapur
3.
Mencicipi duku yang hendak dibeli
Peran Statistika
dalam Bidang Survei Transportasi
Peran statistika
menjadi sangat penting akibat dorongan dari beberapa faktor perkembangan
masyarakat, antara lain :
1.
Meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan data
statistika yang dibutuhkan semakin beragam.
2.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
berdampak terhadap perkembangan metode, cara analisis, dan pemroses data,
sehingga bentuk penyajian data menjadi suatu informasi yang berguna, tepat
waktu dan akurat.
Dalam suatu perencanaan, agar didapatkan hasil yang baik dan
dapat dipertanggugjawabkan, diperlukan analisis yang komprehensif dan
pendekatan secara sistemik. Perencanaan transportasi sebaiknya didasarkan pada
analisis dengan didasarkan pemodelan transportasi. Pertama – tama yang perlu
dilakukan adalah pengumpulan data yang akurat dan reliable. Dari data yang
terkumpul tersebut, kemudian dirancang suatu model transportasi. Model
didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menggambarkan keadaan yanga ada di lapangan (Munawar, 2005).
Ada beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah
berkembang hingga saat inni dan yang paling popular adalah “Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap ( Four Step Models ). Keempat model tersebut antar
lain :
1.
Model Bangkitan Pergerakan ( Trip Generation Models ), yaitu
pemodelan transportasi yang berfungsi untuk memperkirakan dan meramalkan jumlah
( banyaknya ) perjalanan yang berasal ( meninggalkan ) dari suatu
zona/kawasan/petak lahan dan jumlah ( banyaknnya ) perjalanan yang
datang/tertarik ( menuju ) ke suatu zona/kawasan/petak lahan pada masa yang
akan datang ( tahun rencana ) per satuan waktu.
2.
Model Sebaran Pergerakan ( Trip Distribution Models ), yaitu
pemodelan yang memperlihatkan jumlah ( banyaknya ) perjalanan/ yang bermula
dari suatu zona asal yang menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya
jummlah ( banyaknya ) perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan
yang tadinya berasal dari sejumlah zona asal.
3.
Model Pemilihan Moda Transportasi ( Mode Choice Models ),
yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan angkutan yang berfungsi untuk
menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah ( dalam arti proporsi )
orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi
yang tersedia untuk melayani suatu titik asal tujuan tertentu, demi beberapa
maksud perjalanan tertentu pula.
4.
Model Pemilihan Rute ( Trip
Assignment Models ), yaitu permodelan yang memperlihatkan dan memprediksi
pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas yang menghubungkan
jaringan transportasi tersebut.
Contoh 1:
Jalan sebagai
sarana penunjang transportasi memiliki peran penting khususnya untuk
transportasi darat. Untuk mendukung transportasi darat, pemerintah daerah telah
membangun jalan sepanjang 4 809,54 km terbagi ke dalam tipe yaitu jalan
nasional sepanjang 106,58 km, jalan provinsi sepanjang 109,99 km, jalan
kabupaten sepanjang
772,30 km dan jalan
desa sepanjang 382,60 km.Dari total panjang jalan yang ada, semuanya sudah
diaspal. Sedangkan menurut kondisi jalan sepanjang 4 324,11 km dalam kondisi
baik, 130,95 km dalam kondisi sedang, 197,39 km dalam kondisi rusak dan
sepanjang 157,09 km dalam kondisi rusak berat. Sementara untuk panjang jalan
menurut
kelas yaitu kelas I
sepanjang 49,37 km, kelas II sepanjang 57,21 km, kelas III sepanjang 109,99 km,
kelas III A sepanjang 3 706,78 km, kelas III B sepanjang 817,79 dan terakhir
kelas III C sepanjang 68,40 km. Sementara panjang jalan tidak mengalami
kenaikan yang berarti, jumlah kendaraan bermotor di Kabupaten Ciamis mengalami
kenaikan dalam jumlah yang cukup besar khususnya kendaraan sepeda motor dimana
pada tahun 2007 jumlahnya sebanyak 178 133 unit menjadi 208 901 unit pada tahun
2009. Peningkatan juga terjadi pada jenis kendaraan mobil barang dimana pada
tahun 2007 sebanyak 13 467 unit menjadi 13 943 unit pada tahun 2009, sementara
untuk jenis mobil penumpang dan mobil bus terlihat berfluktuasi.
Contoh 2 :
Ditunjukkan panjang jaringan jalan
nasional pada tahun 2002 mencapai 330.495 km, namun sekitar 40% (130. 000 km)
berada dalam keadaan rusak. Jalan nasional dan jalan provinsi hannya 24,5%
(15.704 km) yang rusak, sementara jala kabupatenn 47% (113.244 km).
Data Tabel
Kerusakan Jaringan Jalan Nasional (2002)
Jenis Jalan
|
Panjang (km)
|
Baik
|
Sedang
|
Rusak Ringan
|
Rusak Berat
|
Jalan Nasional
Jalan Provinsi
Jalan Kabupaten
Jalan Kota
|
26.866
37.164
240.946
25.518
|
64,3 %
34,1 %
19,0 %
9,0 %
|
24,0 %
32,1 %
34,0 %
87,0 %
|
6,9 %
16,9 %
28,5 %
4,0 %
|
4,8 %
16,9 %
18,5 %
0,0 %
|
Total
|
330.495
|
23,6 %
|
37,1 %
|
23,6 %
|
15,8 %
|
Data Diagram
Contoh 3 :
Laju kedatangan
rata – rata kendaraan di cabang yang dikendalikan oleh rambu – rambu berhenti
ialah 720 kend/jam. Andaikanlah bahwa kedatangan kendaraan tersebut mengikuti
distribusi Poisson, hitunglah probabilitas 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 atau lebih
kendaraan yang datang selama selang 10 detik.
Penyelesaian:
l = 720 kend/jam atau 0,2 kend/detik; t – 10 detik
P
(0) = (0,2 X 10)0 e-(0,2x10)
= 0,135
P
(1) = (0.2 X 10)1 e-(0,2x10)
= 0,271
Dengan cara yang
serupa P(2) = 0,271; P(3) = 0,180; P(4) = 0,090; dan P(5) = 1 – P (n > 5) =
1 – 0,135 – 0,271 – 0,180 – 0,090 = 0,053
Distribusi Binomial Negatif (Pascal). Pada
distribusi binomial banyaknya coba – coba n itu tetap dan banyaknya sukses, x,
didisribusikan. Tetapi pada distribusi binomial negative, bnyaknya sukses, x,
itu tetap dan banyaknnya coba – coba, n, yang dibutuhkan untuk memperoleh n
sukses didistribusikan, seperti yang ditunjukan berikut ini:
P(x)
=
pkqx
Dengan
P(x) = probabilitas bahwa x kegagalan muncul dalam n coba –
coba sebelum memperoleh k sukses
P = probabilitas sukses pada percobaan yang
diketahui tadi
q = 1 – p
k = banyaknya sukses dalam n percobaan, dengan
percobaan terakhir berupa sukses
Disini nilai harapan sukses dan varians ialah:
E(x) =
V(x) =
Transportasi
memiliki peranan penting dan strategi dalam pembangunan nasional, mengingat
transportasi merupakan sarana untuk memperlancar roda perekonomian, memperkokoh
persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan.
Statistika sering digunakan dalam pemodelan transportasi di bidang teknik
sipil. Konsep dasar dan prinsip penelitian yang utuh dan melatih kemampuan
meneliti melalui pengembangan logika penelitian, Tahapan dan siklus penelitian.
Metodologi penelitian, proses penelitian, pengumpulan data, analisis data dan
informasi penyusunan usulan, penyusunan laporan, metoda presentasi. Keterkaitan
antara teori dan penelitian, struktur penelitian dan jenis-jenis penelitian.
Teknik-teknik observasi dan penyusunan kuesioner, pembuatan dan penggunaan
kerangka kerja, pengumpulan data analisis, data dan informasi, metode
statistika, penyusunan laporan, penyiapan bahan dan teknik presentasi.
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Statistika
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Metode statistika
sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Dalam bidang teknik sipil
khususnya di bidang transportasi, statistika digunakan untuk menganalisa data
dan mengolahnya menjadi sekumpulan data yang berupa informasi.
Komentar