Rangkuman Ceramah Mamah dan Aa Part 2
Hari, Tanggal : Jumat, 23 Maret 2012
Bagaimana Sikap Kita Terhadap Dunia?
Tertulis dalam Al Qur’an Surah Al Hadid ayat 20-23 yang Mulia:
·
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(20)
·
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu
dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah,
diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia
yang besar.(21)
·
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(22)
·
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi membanggakan diri. (23)
Manusia hidup tak
pernah mengenal statis. Selalu saja ada dinamika hidup menyertainya. Tidak ada
seorang manusia di dunia ini yang tak diuji dengan baik dan buruk di dunia ini,
apakah ia suka atau tidak. Dalam berbagai ayat-ayatNya Allah SWT sudah
Memaklumatkan bahwa setiap manusia akan diuji, hanya saja mungkin tidak semua
manusia mensikapi musibah dan nikmat dengan sikap yang sama. Ada orang yang
optimis yang cenderung menghadapi kesulitan hidup dengan optimisme, sehingga ia
senantiasa berusaha mencari jalan keluar, bahkan menganggap kesulitan sebagai
tantangan. Ada pula manusia pesimis yang cenderung bersikap negatif terhadap
apa saja, selalu mengeluh dan merasa susah.
Apa yang Manusia Sukai?
·
Surat Al – Imran : Ayat 14
Artinya : “Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang
diingini, (yaitu) dari hal perempuan dan anak laki- laki, dan berpikul-pikul
emas dan perak, dan kuda kenderaan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak
dan sawah-ladang. Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. Namun di sisi
Allah ada (lagi) sebaik tempat kembali “
.” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini “, sesuatu yang diingingan
oleh nafsu dan nafsu juga mengajak manusia untuk menghiasi kemauannya itu
terhadap Allah sebagai cobaan atau di tangan setan. yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak yang bertumpuk-tumpuk dari jenis emas,
perak, kuda pilihan yang bagus-bagus, binatang-binatang
ternak berupa unta, lembu, kambing dan biri-biri dan sawah
ladang. Itulah yang telah disebutkan kesenangan hidup di
dunia, yang dijadikan senang-senang yang kemudian akan rusak atau
fana’ dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik, yaitu surga.
Dianjurkan untuk mengharapkan surga, bukan selainnya.
Cara kita menyikapi dunia , yaitu :
·
Dengan cara yang halal dan yang baik, Surat
Al – Jumuah : Ayat 10
Artinya
: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
(Al-Jumuah ayat: 10)
Selain berisikan perintah
melaksanakan salat jumu’at juga memerintahkan setiap umat Islam untuk berusaha atau
bekerja mencari rezeki sebagai karunia Allah SWT. Ayat ini memerintahkan
manusia untuk melakukan keseimbangan antara kehidupan di dunia dan
mempersiapakan untuk kehidupan di akhirat kelak. Caranya, selain selalu
melaksanakan ibadah ritual, juga giat bekerja memenuhi kebutuhan hidup
·
Dengan
cara yang baik untuk memperoleh kebaikan, Surat Qashash :
Ayat 77
“Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [keni’matan] duniawi dan berbuat
baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuatkerusakan.”
·
Dengan tidak melupakan nikmat Allah swt. Surat Ibrahim : Ayat 7
Artinya: “Barangiapa mensyukuri nikmat-Ku, maka akan Ku tambahkan nikmat
baginya. Dan barangsiapa kufur terhadap nikmatKu, sesungguhnya adzab-Ku amat pedih.”
(Q.S. Ibrahim : 7)
Maksud ayat diatas memerintahkan manusia agar pandai menyukuri nikmat
Allah. Artinya mensyukuri nikmat disini bukan hanya mengucapkan lafadh ‘alhamdulillah‘
seperti biasa diucapkan tapi harus menggunakan nikmat itu sesuai perintah-Nya. Sebagai
disebutkan dalam ayat tadi arti kufur nikmat dapat dipahami;
orang yg mendapat karunia Allah tapi menggunakan nikmat itu tidak sesuai dengan
jalan yg diperintahkan-Nya. Dengan kata lain telah menyimpang dari ajaran Allah
SWT atau menyalahgunakan nikmat.
Komentar