PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL
Oleh
: Era Agita Kabdiyono
ABSTRAK
Pondasi merupakan bangunan substruktur yang
berfungsi mendukung seluruh berat dari bangunan dan meneruskan beban ke tanah
dibawah pondasi. Pondasi pada gedung terkadang mengalami eksentrisitas yang
disebabkan oleh adanya angin dan gempa. Dengan kata lain eksentrisitas adalah
beban terpusat yang bekerja pada jarak tertentu dari titik pusat pondasi. Studi
ini akan mempelajari pengaruh
beban eksentrisitas terhadap daya dukung pondasi dengan adanya beban daya
eksentrisitas, daerah efektif tekan dan beban luar maksimum yang
dapat bekerja dengan menggunakan variasi nilai eksentrisitas dan faktor
keamanan pada pondasi. Analisis dilakukan menggunakan beberapa variasi jenis
tanah pada umumnya, dan masing-masing jenis tanah tersebut dihitung daya dukung
ultimitnya sesuai dengan parameter yang ditentukan. Dalam pehitungan untuk
menentukan daerah efektif tekan digunakan beberapa kemungkinan kondisi yang
dikemukakan oleh Highter dan Anders (1985), kemudian dilakukan
perhitungan tegangan tanah maksimum yang terjadi pada dasar pondasi menggunakan
persamaan tegangan kontak. Dari perbandingan antara daya dukung tanah ultimit
terhadap tegangan tanah maksimum dengan menggunakan faktor keamanan didapat
hasil beban luar maksimum yang dapat bekerja pada pondasi. Hasil analisis
kemudian dibuat dalam grafik nilai eksentrisitas-beban maksimum. Dari grafik
ini dapat diketahui beban maksimum yang dapat bekerja pada variasi nilai
eksentrisitas.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Maksud
dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan materi mengenai
daya dukung pondasi apabila pada saat pembebanan tidak ada pengaruh
eksentrisitas tetapi ukuran pondasi diperlebar. Selain itu, penulisan ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pondasi dangkal semester 5.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Daya Dukung Pondasi Dangkal
Daya dukung adalah adalah gaya maksimum yang dapat
dipikul / ditahan tanpa menyebabkan keruntuhan geser dan penurunan / settlement
yang berlebihan untuk melawan gaya geser. Karena hubungan antara daya dukung
dan gaya geser tanah yang erat ini, untuk memahami konsep daya dukung batas
tanah sebelumnya harus dipahami terlebih dahulu pola keruntuhan geser dalam
tanah. Ilustrasinya dapat digambarkan sebagai berikut :
·
Misal terdapat pondasi dengan model
persegi yang memanjang denganlebar B yang diletakkan pada permukaan lapisan
tanah pasir padat /tanah yang kaku.
·
Apabila beban-beban terbagi rata q per satuan
luas diletakkan diatas model pondasi, maka pondasi tadi akan turun. Apabila
beban terbagi rata q tersebut ditambah, tentu saja penurunan pondasi yang
bersangkutan akan bertambah pula.
·
Tetapi, bila besar q = qu ( gb.2.4b ) telah
dicapai, maka keruntuhan daya dukung akan terjadi, yang berarti pondasi akan
mengalami penurunan yang sangat besar tanpa penambahan beban q lebih lanjut.
·
Tanah di sebelah kanan dan kiri pondasi
akan menyembul dan bidang longsor akan mencapai permukaan tanah. Hubungan
antara beban dan penurunan akan seperti kurva I. Untuk keadaan ini kita
mendefinisikan qu sebagai daya dukung batas tanah. Pola keruntuhan daya dukung
seperti ini dinamakan keruntuhan geser menyeluruh ( general shear failure ).
·
Apabila pondasi turun karena suatu beban
yang diletakkan diatasnya, maka suatu zona keruntuhan blok segitiga dari tanah
( zona I ) akan tertekan kebawah, dan selanjutnya tanah dalam zona I menekan
zona II dan zona III kesamping dan kemudian ke atas . Pada beban batas qu,
tanah berada dalam keseimbangan plastis dan keruntuhan terjadi dengan cara
menggelincir. Apabila model pondasi yang kita jelaskan diatas kita letakkan
dalam tanah pasir yang setengah padat,maka hubungan antara beban dan penurunan
akan berbentuk seperti kurva II. Sementara itu, apabila harga q = qu΄ maka
hubungan antara beban dan penurunan menjadi curam dan lurus. Dalam keadaan ini
qu΄ kita definisikan sebagai daya dukung batas dari tanah. Pola keruntuhan seperti
ini dinamakan keruntuhan geser setempat (local shear failure).
Gambar (a)
Model pondasi ; (b) Grafik hubungan antara beban dan
penurunan
b.
Pengertian Beban
Eksentris
Apabila suatu gaya pada P
bekerja pada garis kerja gaya tidak melewati titik berat pondasi maka akan
timbul efek akibat beban tersebut, yang sering disebut beban eksentris dan
kondisi yang dihasilkan dari hal ini disebut sebagai geser eksentris. Beberapa
tekanan adalah q minimal.
q max = + ; q min = -
Dimana : Q
= Total beban vertikal
M
= Beban momen pada pondasi
c.
Pengaruh
Beban Eksentris Pada Pondasi
Pembebanan
yang tidak sentris pada pondasi bisa terjadi apabila beban vertikal yang
bekerja mempunyai eksentrisitas terhadap titik pusat pondasi atau jika pondasi menerima momen selain beban
vertikal. Akibat adanya beban eksentrisitas ini akan menimbulkan pengurangan
(reduksi) daya dukung tanah. Menurut Meyerhof (1953), reduksi daya dukung
merupakan fungsi dari eksentrisitas beban. Pada tanah-tanah granuler reduksi
daya dukung lebih besar daripada tanah kohesif.
Gambar
1.1 Pengaruh eksentrisitas beban pada daya dukung pondasi
memanjang
dengan beban vertikal (Meyerhof, 1953)
Daya
dukung ultimit beban vertikal eksentris (qu’) diperoleh dari mengalikan daya
dukung ultimit dengan beban vertikal terpusat (qu) dengan faktor reduksi (Re).
qu’
= Re. qu
dengan
:
qu’ = daya dukung ultimit pada beban vertikal
eksentris
Re = faktor reduksi akibat beban eksentris
Qu = daya dukung ultimit untuk beban
vertikal di pusat pondasi
Pada
pondasi memanjang berlaku ketentuan seperti Gambar 1.1, terlihat bahwa, jika :
e/B
= 0,5→qu’ = 0, sebab Re= 0 (beban vertikal di tepi pondasi)
e/B
= 0→qu’ = qu, sebab Re= 1 (beban vertikal di pusat pondasi)
Sedangkan
untuk pondasi yang berukuran panjang (L) dan lebar (B), Meyerhof mengusulkan
adanya koreksi panjang dan lebarnya (L’ dan B’) seperti Gambar 1.2.
Eksentrisitas satu arah (Gambar 1.2)
:
1.
Jika beban eksentris pada arah lebarnya
(B) :
B’
= B – 2.ex ; L’ = L
2.
Jika beban eksentris pada arah
memanjangnya :
L’
= L – 2.ey ; B’ =B
Gambar
1.2. Pengaruh Eksentrisitas Beban Pada Daya Dukung Pondasi Segi Empat Dengan
Beban Vertikal (Meyerhof, 1953)
Gambar
2.9. Detail Pengaruh Eksentrisitas Beban Satu Arah Pada Pondasi Segi Empat
Distribusi tegangan dibawah pondasi
adalah :
…………………………………………… 1.1
………………………………………….. 1.2
Tahapan
menghitung beban batas dan faktor keamanan adalah sebagai berikut :
1.
Dari gambar 2.9b menunjukkan system
pembebanan yang sama dengan gambar 2.9a, maka jarak e adalah :
………………………………………………... 1.3
Substitusi
persamaan 1.3 ke persamaan 1.1 dan 1.2, maka :
………………………………………….. 1.4
…………………………………………. 1.5
Jika
e > B/6, maka q min adalah negative artinya adalah daerah tarik. Karena
tanah tidak dapat menerima gaya tarik, maka terdapat perubahan perhitungan q max
sebagai berikut :
……………………………………….. 1.6
2.
Menentukan dimensi efektif B′ dan L′
(persamaan 2.25 atau 2.26)
3.
Menentukan daya dukung ultimit pondasi
(qu’) :
dengan
:
Fcs
; Fqs ; Fγs gunakan tabel 2.4 atau 2.5 dengan B′ dan L′
Fcd;
Fqd; Fγd gunakan tabel 2.4 atau 2.5 dengan lebar pondasi B
3. Beban batas total yang dapat diterima
pondasi adalah:
4. Faktor
keamanan daya dukung adalah :
Contoh
Perhitungan:
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Muhammad, STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS PADA
DAERAH EFEKTIF TEKAN PONDASI TELAPAK.
file://localhost/D:/TRIMESTER%205%20SARMAG%20SIPIL/2.5%20Beban%20Eksentris%20pada%20Pondasi%20for%20Buku%20Ajar%20Rekayasa%20Pondasi.htm
Komentar