PERKERASAN JALAN
Nama : Era Agita Kabdiyono
Tugas : Perkerasan Jalan
NPM : 18311878
APA
ITU PERKERASAN JALAN?
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan intuk
melayani beban lalu lintas.
Agregat yang dipakai adalah batu
pecah atau batu belah atau batu kali ataupun
bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
Jenis perkerasan
Berdasarkan bahan ikat perkerasan
jalan dikelompokkan atas:
Perkerasan lentur(flexible pavement)
Lapisan perkerasan jalan adalah
perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama
pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar
100 0C). Perkerasan
lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan melalui
beberapa lapisan sebagai berikut
·
Lapisan permukaan
·
Lapisan Pondasi atas
·
Lapisan pondasi bawah
·
Lapisan tanah dasar
Perkerasan kaku (rigid pavement)
Adalah perkerasan yang menggunakan
bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan
atau tanpa tulangan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban
lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa dikelompokkan
atas:
2. Perkerasan
kaku komposit yang
terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari perkerasan semen, sehingga baik
untuk digunakan pada landasanpesawat udara di
Bandara.
JENIS
– JENIS PERKERASAN JALAN
STRUKTUR PERKERASAN
Pada umumnya, perkerasan jalan
terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke
atas,sebagai berikut :
•Lapisan tanah dasar (sub grade)
•Lapisan pondasi bawah (subbase course)
•Lapisan pondasi atas (base course)
•Lapisan permukaan / penutup (surface course)
•Lapisan tanah dasar (sub grade)
•Lapisan pondasi bawah (subbase course)
•Lapisan pondasi atas (base course)
•Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Terdapat beberapa jenis / tipe
perkerasan terdiri :
a.Flexible pavement (perkerasan lentur).
b.Rigid pavement (perkerasan kaku).
c.Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
a.Flexible pavement (perkerasan lentur).
b.Rigid pavement (perkerasan kaku).
c.Composite pavement (gabungan rigid dan flexible pavement).
PERKERASAN LENTUR
Jenis dan fungsi lapisan perkerasan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk
menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke
tanah dasar.
Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang
berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi
perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan
paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan
tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR).
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
• Lapisan tanah dasar, tanah galian.
• Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
• Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi
perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban
lalu lintas.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
• Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
• Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik.
Lapisan Pondasi Bawah (Subbase
Course) Lapis
pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah
dasar dan di bawah lapis pondasi atas.
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai :
• Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban
roda ke tanah dasar.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan pondasi atas adalah lapisan
perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
·
Bagian
perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke
lapisan di bawahnya.
·
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas
ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda. Dalam
penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara
lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan
ke lapangan.
Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang
bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Lapisan permukaan ini
berfungsi sebagai :
·
Lapisan
yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
·
Lapisan
yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus).
·
Lapisan
yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya
dan melemahkan lapisan tersebut.
·
Lapisan
yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan di
bawahnya.
Apabila
dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course)
di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi
lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikankekesatan (skid
resistance) permukaan jalan. Apis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban
lalu lintas.
PERKERASAN KAKU
Perkerasan jalan beton semen atau
secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen
sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di atas
tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasi karena dimungkinkan masih adanya lapisan
aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permukaan.
Perkerasan beton yang kaku dan
memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang
tanah dasra yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan
lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis
pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah
mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling
diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan
beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau hanya
berpengaruh kecil terhadap kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah :
•Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
• Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction = k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
• Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
• Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping,
yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah bersama air pada daerah sambungan,
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat lendutan atau gerakan
vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas
terakumulasi di bawah pelat.
Pemilihan penggunaan jenis
perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur yang sudah lama dikenal
dan lebih sering digunakan, dilakukan berdasarkan keuntungan dan kerugian
masing-masing jenis perkerasan tersebut .
Perkembangan perkerasan kaku
Pada awal mula rekayasa jalan raya,
plat perkerasan kaku dibangun langsung di atas tanah dasar tanpa memperhatikan
sama sekali jenis tanah dasar dan kondisi drainasenya. Pada umumnya dibangun
plat beton setebal 6 – 7 inch. Dengan bertambahnya beban lalu-lintas, khususnya
setelah Perang Dunia ke II, mulai disadari bahwa jenis tanah dasar berperan
penting terhadap unjuk kerja perkerasan, terutama sangat pengaruh terhadap
terjadinya pumping pada perkerasan. Oleh karena itu, untuk selanjutnya
usaha-usaha untuk mengatasi pumping sangat penting untuk diperhitungkan dalam
perencanaan.
Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung / pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.
Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 – 10 inch.
Pada periode sebelumnya, tidak biasa membuat pelat beton dengan penebalan di bagian ujung / pinggir untuk mengatasi kondisi tegangan struktural yang sangat tinggi akibat beban truk yang sering lewat di bagian pinggir perkerasan.
Kemudian setelah efek pumping sering terjadi pada kebanyakan jalan raya dan jalan bebas hambatan, banyak dibangun konstruksi pekerasan kaku yang lebih tebal yaitu antara 9 – 10 inch.
Guna mempelajari hubungan antara
beban lalu-lintas dan perkerasan kaku, pada tahun 1949 di Maryland USA telah
dibangun Test Roads atau Jalan Uji dengan arahan dari Highway Research Board,
yaitu untuk mempelajari dan mencari hubungan antara beragam beban sumbu
kendaraan terhadap unjuk kerja perkerasan kaku.
Perkerasan beton pada jalan uji
dibangun setebal potongan melintang 9 – 7 – 9 inch, jarak antara siar susut 40
kaki, sedangkan jarak antara siar muai 120 kaki. Untuk sambungan memanjang
digunakan dowel berdiameter 3/4 inch dan berjarak 15 inch di bagian tengah.
Perkerasan beton uji ini diperkuat dengan wire mesh.
Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan relatif dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.
Tujuan dari program jalan uji ini adalah untuk mengetahui efek pembebanan relatif dan konfigurasi tegangan pada perkerasan kaku. Beban yang digunakan adalah 18.000 lbs dan 22.400 pounds untuk sumbu tunggal dan 32.000 serta 44.000 pounds pada sumbu ganda.
Hasil yang paling penting dari program
uji ini adalah bahwa perkembangan retak pada pelat beton adalah karena
terjadinya gejala pumping. Tegangan dan lendutan yang diukur pada jalan uji
adalah akibat adanya pumping. Selain itu dikenal juga AASHO Road Test yang
dibangun di Ottawa, Illinois pada tahun 1950. Salah satu hasil yang paling
penting dari penelitian pada jalan uji AASHO ini adalah mengenai indeks
pelayanan. Penemuan yang paling signifikan adalah adanya hubungan antara
perubahan repetisi beban terhadap perubahan tingkat pelayanan jalan. Pada jalan
uji AASHO, tingkat pelayanan akhir diasumsikan dengan angka 1,5 (tergantung
juga kinerja perkerasan yang diharapkan), sedangkan tingkat pelayanan awal
selalu kurang dan 5,0.
Jenis-jenis perkerasan jalan beton
semen
Berdasarkan adanya sambungan dan
tulangan plat beton perkerasan kaku, perkerasan beton semen dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis sebagai berikut :
• Perkerasan beton semen biasa
dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
• Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
Perkerasan beton bertulang menerus
(tanpa sambungan). Tulangan beton terdiri dari baja tulangan dengan prosentasi
besi yang relatif cukup banyak (0,02 % dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan
beton semen yang populer dan banyak digunakan di negara-negara maju adalah
jenis perkerasan beton bertulang menerus.
PERKERASAN KOMPOSIT
Perkerasan komposit merupakan
gabungan konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) dan lapisan perkerasan
lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis perkerasan ini
bekerja sama dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini maka perlua ada
persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang cukup serta
dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya. Hal ini akan
dibahas lebih lanjut di bagian lain.
Konstruksi ini umumnya mempunyai
tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi pengendara dibandingkan dengan
konstruksi perkerasan beton semen sebagai lapis permukaan tanpa aspal.
Sumber: civilengineerunsri08.wordpress.com/2009/03/17/jenis-jenis-perkerasan-jalan/
Komentar