AWAL PERTAMA JADI GURU PRIVAT DI DEPOK

Sebelumnya aku mau cerita awal mula kenapa aku membuat judul ini.

Sekitar pertengahan 2011 aku mulai masuk dunia kuliah. Disitu aku masih ingat pesan mamahku, "Era, kamu di sana belajar yang rajin, semoga bisa menjadi anak yang sukses dan apa yang kamu cita-citakan akan tercapai". Aku simpan baik-baik pesan mamahku selama aku tinggal jauh keluarga ku. Sambil menahan air mata, aku usahakan semampuku untuk benar- benar menjadi mahasiswa yang baik dalam arti nggak terbujuk rayuan untuk masuk ke pergaulan bebas di kota orang yang selama ini aku bayangkan. Aku harus menjadi era yang baik, era yang sopan, era yang ramah sama semua orang. Tugasku sebagai mahasiswa ya harus belajar, nggak boleh banyak-banyak main, nggak boleh boros ngeluarin uang unutk ini itu, karena uang yang dikrimkan perbulan untukku ya sudah pas-pasan. 

Sampai pada akhir Desember 2011, aku berniat untuk menjadi pekerjaan sampingan, karena kebutuhanku semakin bertambah, ya untuk keperluan tugas lah, makan yang harganya diluar jangkauan kita, keperluan sabun mandi, sabun cuci baju, kalo untuk make up jujur aja aku nggak punya alat-alat make up layaknya wanita, selain pelembab wajah dan bedak. Duh, nggak kebayang kalau aku harus sisihkan uangku untuk membeli keperluan riasan wajahku. Untuk makan aja aku sudah dalam kondisi pas. 

OK, kembali ke niatku mencari pekerjaan sampingn di akhir tahun. Awalnya kepikiran buat cari kerja sebagai waitress di beberapa restoran di sekitar Depok. Tapi aku pikir-pikir lagi, janjiku disini merantau hanya sebagai mahasiswa , tugasku hanya belajar, kalopun aku harus bekerja diluar sebagai freelancer, setidaknya pekerjaanku tidak mengganggu kuliahku. Ya akhirnya aku kurungkan niatku.

Alhamdulillah aku tinggal di kostan kaka kelas ku, namanya ka Aisyah, dia wanita yang baik, cantik, pintar, mudah bergaul, dan hebatnya dia adalah pendaki gunung. Awalnya aku kaget , ada seumur-umur aku kenal perempuan, kerjaannya kalau nggak main ya shopping, belanja baju, peralatan make up, pokoknya appaun yang berbau perempunan deh (aku juga perempuan tapi nggak gitu-gitu banget) hheeee.

Ka Aisyah ini juga selain kuliah, dia juga punya kerjaan sebagai freelancer diluar, yaitu sebagai guru les privat. Disitulah, aku mulai tertarik untuk masuk ke dunia kerja di bidang pendidikan, walaupun basic aku bukan guru, kuliahku juga bukan jurusan keguruan, aku masuk jurusan teknik sipil, dimana semua materi berbau eksak dan pasti, jadi bagaimana aku bisa mengajar seperti ka Aisyah?.

Sampai di akhir Desember, temenya ka Aisyah, namanya ka Shanti, menawari beberapa dari mahasiwa teknik sipil untuk menjadi guru privat anak SMA pelajaran fisika. Karena semster pertama diperkuliahanku juga ada materi tentang fisika , tanpa pikir panjang aku putuskan untuk akusaja yang menerima tawaran dari ka Shanti. Alhamdulillah, memang sudah rejekiku, ka Shanti memberika nomor pemilik lembaga privatnya kepadaku. Nama pemilik  lembaga nya Pak Hafit. Aku beranikan diri untuk menghubungi beliau, aku coba sms dulu, entah berapa lama aku menunggu keputusan beliau, akhirnya aku mendapatkan jawaban smsku, beliau menanyakn namaku, tempat kuliahku, jurusan kuliahku, semster berapa, tempat tinggal, sama kendaaran yang aku akan pakai ketika aku mengajar nanti. Setelah ada kesepakatan antara aku dan beliau, akhirnya aku diperbolehkan unutk mengajar anak SMA pelaran fisika. Tapi, aku hanya mengajar sekali, karena anaknya mau ujian besoknya. Jadi aku hanya pengajar pengganti, karena guru yang sebelumnya sedang ada halangan.

Masih inget banget aku, gimana gemeternya aku pas pertama kalinya di kota orang, naik angkutan umum yang belum pernah sama sekali aku naikin, tujuan akhirnya kau juga nggak tau ini angkutan kemana, cuma bermodalkan info dari si pemilik Lembaga privatku. Bismillah aku coba beranikan diri. Oiya FYI, aku ini sebenernya introvert banget, jarang bergaul banget, jarang ngobrol sama orang-orang selain keluarga dan sahabat-sahabat deket aku, kalo bicara se alakadarnya aja, pokoknya kalau nggak penting-penting banget kalo ngomong, pemalu abis, cuek abis, dan sedikit pemalas, so kebayangkan seorang Era berani buat ambil pekerjaan sebagai guru les privat yang notabenenya harus pintar berbicara, luwes, ramah, pintar dan pokok semua sifat-sifat keguruan itu harus ada kalau mau ngajar les. Itu tuh nggak mungkin banget bisa terjadi, karena semua itu bertolak belakang antara pekerjaan yang akan dijalani dengan sifat aku yang aslinya kaya gimana.

Cuma disitu aku beranikan diri buat dan tanamin dalam hati, "Ra, kamu bisa , kamu pasti bisa". Dan akhirnya, sekitar malam hari kalau tidak salah sehabis magrib aku beranikan diri untuk berangkat naik angkutan dari kostanku daerah kelapa 2 , aku naik angkutan D11 ke arah pasar Pal (orang sih lebih sering nyebutnya itu) aslinya Pasar Tugu, ahahhaa. Habis turun dari angkutan D11, aku lanjut lagi untuk naik angkutan umum ke arah perumahan Mekarsari kalo nggak salah T11 yang angkutannya warna merah, daerah cimanggis arah Pasar Cisalak. Dari situ aku turun di salah satu gang patokan untuk menuju rumah murid pertamaku. Rumah pas dipinggir jalan dari aku turun angkutan umum, lumayan nyasar dikit, tapi akhirnya ketemu juga. Dan sorry, aku lupa sekarang namanya siapa, ahahah parah banget kan . Yang pasti muridku ini cewek, cantik, sma kelas 10 kalau ga salah jurusan IPA, kalo sekarang mungkin MIA, dan malem itu aku sempet nunggu dulu diruang tamu, kebetulan yang bukain pintu aku lupa lagi heheeh entah tantenya atau kakak perempuanya, pas ditanya, "Mbak Era ya, ade nya lagi keluarg sebentar sama mamah papahnya, bisa tunggu sebentar ya." dan diajaklah aku ke dalam ruang tamunya. Nggak lama aku nunggu, akhirnya muridku dateng sama mamah papahnya sama kaka laki-lakinya kalau nggak salah, maap lupaan nih -_-. Trus aku salim sama mamah papahnya dan muridku salim sama aku. Disitu, baru pertama kali ada yang salim sama aku sebagai guru dan murid, dengan badan yang sedikit kaku, gemeteran keringet agak dingin, hawa dingin tiba-tiba jadi panas, bibir bicara nya udah nggak jelas, ngalor ngidul kemana - mana hahahhaah nggak kebyang deh pokoknya. Trus papahnya bilang,"sorry ya kita habis dari luar" kata papahnya. Dengan nada yang sedikit gemetera, aku jawab "Oiya pak tidak apa apa." Dan aku dipersilahkan untuk mengajar muridku. Kalau nggak salah materinya itu fisika tentang energi kinetik, yang rumusnya dasarnya Ek=1/2mv2, kalau nggak salah ya, itu tuh besok nya dia mau ujian fsika, makanya dia minta les malemnya dan guru yang biasa ngajar dia itu lagi nggak bisa ngajar, makanya dibutuhin banget guru pengganti yang mau ngajar di saat-saat urgent kaya gini. Sebener-benernya, akalu nggak salah lagi, aku sama sekali nggak bawa buku materi nggak mau diajarin ke muridku, secara , yang pertama , dari rumahku di Tangerang ke tempat perantauanku di Depok, aku cuma bawa buku seadanya, karena aku emang dasarnya nggak punya buku paket lengkap, maklum faktor ekonomi ngebuat aku harus pinjem buku temen sisanya yang nggak bisa aku beli disekolah.

Tuh, makanya pesen buat anak SMA sekarang, kalian sekarang itu sekolah udah enak banget, SPP gratis, selama masa pendidikan , kalian sama sekali nggak dipungut biaya sepeserpun, dan yang paling enaknya lagi kalo menurut aku itu, buku paket atau buku pelajaran itu semua gratis dari dipinjemin sama sekolah selama satu tahun tanpa biaya peminjaman sama sekali. Harusnya klain bangga, bersyukur, ini nih yang namanya sekolah tanpa beban pikiran. Kalau zaman aku dulu, sekitar tahun 2008 aku masuk SMA, pertama kali dinyatakan sebagai siswa SMA , pendataran awal aja harus bayar uang pendaftaran , termasuk uang gedung dan SPP bulan pertama. Bayangin aja, mamahku sama sekali nggak siapin uang buat aku masuk SMA, uang yang mamahku pakai untuk kebutuhan sehari-hari dipakai untuk biaya pendaftraan sekolahku, dan ternyata masih kurang, akhirnya mamahku terpaksa pinjem ke rentenir demi sekolahku,karena batas pembayaran adalah besoknya. Masih inget banget, pulang dari rapat, siang hari bolong, mamahku masuk rumah langsung lepas kerudung kepanasan sambil nahan kesel nahan nangis karena nggak bisa bayar uang gedung dan SPP ku, dari sekitar 3 jutaan, mamaku cuma punya uang 1 jutaan, disitu mamaku secara spontan bilang , "Ra, kamu cari sekolah yang biaya nya lebih murah aja, mamah nggak sanggup, uang mamah nggak cukup". Disitu aku langsung bilang, "Nggak mau mah, yang lain aja masuk SMA favorit aja susah, masa aku malah keluar." Aku emang anak yang superduper dablek banget kalo dibilang, ngeyel parah, maunya sekolah cari yang bagus, padahal orangtua nggak sanggup biaya in, karena kondisi ekonimi keluarga lagi ngga stabil, bahkan sangat minim, dengan kondisi papahku yang rela merantau ke pulau sebrang , Sumatera untuk mengais rejeki hanya dengan seroang diri, ninggalin kita semua di Tangerang, uang gajian bulanan juga belum stabil, karena disana papahku juga harus sisihin uangnya untuk makan beliau sehari hari dan segala macem keperluan mandi, dan cuci pakaian. Sedangkan disini kita ber epat, aku, mamahku, sama kedua mbak ku, harus bisa terima kiriman seadanya. Balik ke kejadian siang itu, mamahku pakai lagi itu kerudungnya, sambil keluar, aku nggak nanya sih mau kemana, sampe sekitar sorean, mamahku bilang besok mau ke sekolah lagi bawa uang pendaftarannya. Aku nggak nanya sih, dapet uangnya darimana. soal yang aku beliau minjem ke rentenir itu, aku baru tau setelah aku lulus SMA .

Kebayangkan betapa perihnya perjuangan orangtua, merelakan menanggung segala macam resikonya untuk kehidupan anaknya. Aku denger gimana? nangis? sedih? Jawabanya "Nggak Begitu" . Haru dikit ada, miris dikit ada. Kenapa? Ya karena kejadian itu udah berlalu, dan aku bales nya dengan saat ini aku harus berjuang kuliah untuk ngbanggain kedua orangtua. Pas lagi cerita juga mamaku sambil bercanda. Cuma pas cerita dirumah, pas sampe di Depok ya aku nangis sendirian, ahahhaaa, sambil bilang "Kok bisa ya?" ahahhaa. Itulah makanya pelajaran buat kalian, mumpung dikasih kesempatan sekolah, manfaatin, sekolah yang bener yang rajin, mau jadi anak gaul atau apalah itu, nanti aja kalo udah bisa ngehasilin uang sendiri, hidup nggak cuma sebatas itu bro and sist. Hidup itu bermcame-macem warna, jangan stuck sama di satu warna aja, nggak semua kehidupan itu pahit dan nggak selamanya kehidupan itu menyenangkan , jadi jadi sebaik-baiknya manusia di bumi dan akhirat, supaya berkah hidupnya.

Kembali ke tugas aku sebagai guru privat malam itu, karena aku nggak bawa buku, eh tapi kalo nggak salah dipinjemin deh samaka Aisyah buku rangkuman rumus-rumus fisika dari kelas 10 sampe kelas 12 kalo nggak salah, tapi ujung-ujungnya nggak kepake sih, soalnya jadinya pake buku catetan anaknya. Yaudah jadinya kita belajar pake buku catetan muridku aja. Sampai akhirnya aku sesi mengajar selesei sekitar 90 menit dan aku pamit pulang malam itu.

Dan dari sinilah babak baru dimulai. Aku jadi mantap unntuk menjadi guru privat untuk seterusnya selama aku kuliah sarjana dan pasca sarjana di Depok.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

ISD - Part 7