Selamatkan Banjir! Back to Eco-Drainage
Pertumbuhan
penduduk di Indonesia dan aktivitas kegiatan yang dilakukan di perkotaan tiap
tahun semakin meningkat sehingga timbul perubahan dari fungsi lahan dan kemampuannya
menampung sumber resapan air di pusat kota. Apabila jumlah peningkatan ini
tidak sebanding dengan jumlah jalur lintasan air dan daerah resapannya, maka
yang terjadi adalah volume limpahan air di permukaan tidak sepenuhnya mampu
menyerap langsung ke bawah tanah akibat perubahan fungsi lahan menjadi bangunan
- bangunan gedung maupun kepadatan penduduk yang akhirnya menimbulkan genangan
air yang besar bahkan mengakibatkan banjir. Untuk itu diperlukan upaya dalam
mengatasi masalah genangan air yang terjadi terutama di kota – kota besar salah
satunya adalah dengan menciptakan sumber resapan yang ramah lingkungan, ekonomis,
aman, nyaman, efisien dan tentunya dapat mengurangi permalasahan banjir yang
terjadi Indonesia.
Upaya
pengelolaan daerah resapan dalam mengatasi permasalahan banjir di Indonesia
yaitu dengan menciptakan sistem eco-drainage.
Peresapan air merupakan suatu upaya untuk melestarikan air tanah agar tidak
menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan, seperti penurunan permukaan tanah
dan menurunnya permukaan air. Drainase perkotaan adalah drainase wilayah kota
yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak mengganggu
aktivitas mansyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Sistem
eco-darinage ini tentunya berkaitan dengan alam dimana
fungsi lahan tidak hanya sebagai tempat resapan air tetapi juga dapat berfungsi
sebagai daerah resapan yang ramah lingkungan. Sistem ini mampu menjaga kualitas
air dimana tidak semua air harus langsung dialirkan ke kanal dan sungai
kemudian mengalir ke laut tetapi volume air buangannya harus dikurangi agar
tidak terllau membebani sistem bendungan di tepi laut.
Langkah utama yang dilakukan yaitu dengan
melakukan reboisasi terutama pada lahan yang rawan terhadap genangan air dengan
melakukan penghijauan lahan, penanaman rerumputan dan pepohonan disepanjang median
jalan yang dibuat dengan kemiringan tertentu untuk mempermudah air yang
mengalir dari permukaan. Air hujan yang turun akan dipilah menjadi 2 bagian
yaitu air hujan yang dianggap bersih dan air hujan yang dianggap kotor. Air
hujan yang bersih mengalir langsung ke permukaan maupun dari atap-atap perumahan,
sedangkan air hujan yang kotor berarti air terebut sudah bercampur dengan debu
dan tanah, bahan – bahan kimia akibat limbah pabrik maupun kendaraan bemotor di
sekitar jalan. Air yang kotor tadi akan dialirkan ke saluran terbuka yang
nantinya mengalir menuju sungai kemudian ke laut, sedangkan air yang bersih
tadi masuk kedalam rerumputan sehingga bisa langsung diserap oleh tanah.
Pada
bagian bawah permukaan rerumputan tersebut dipasang pompa untuk menyedot air
dari permukaan yang akan dialirkan ke tempat yang lebih besar, bisa berupa
waduk bawah tanah maupun sumur resapan. Saluran ini nantinya akan melewati
pipa-pipa besar dengan diameter yang cukup besar yang akan disimpan dibawah
tanah sehingga volume air yang melewati salura pipa tersebut dapat terealisasikan
dengan baik.
Selain
berfungsi sebagai daerah resapan, saluran pipa ini dapat dijadikan sebagai
tempat utilitas seperti jaringan kabel dan listrik maupun sebagai tempat
pengolahan limbah. Sebelum mengalir ke sungai, perlu di bangun polder yang
masing-masing ditangguli dan mempunyai keluaran individual ke sistem
drainasenya. Penggunaan pintu pengendali di keluaran dari polder tersebut
berfungsi untuk mencegah aliran balik pada saat pasang naik ataupun saat
limpasan air tinggi. Pintu pengendali ini dibuat secara otomatis atau biasa
disebut disebut sebagai pintu gerak yang nantinya akan bekerja pada saat
elevasi permukaan airnya meningkat. Untuk itu perlu disediakan tempat
penyimpanan semetara berbentuk cekungan yang dapat menampung volume yang cukup
besar dengan kapasitas pintu keluar disetiap keluaran polder sampai air
tersebut dapat dilimpahkan.
Untuk
menciptakan eco-drainage yang
optimal, perencanaan daerah resapan perkotaan harus dilakukan menyeluruh dan
terarah melalui pembuatan rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan teknik
dimana suatu perencanaan yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun sekaligus
dapat mengatasi permasalahan banjir yang terjadi setiap tahun di Indonesia
tertutama di kota-kota besar. Sistem Eco-drainage
akan memberikan hasil yang lebih baik karena selain bermanfaat bagi kehidupan
masyarakat, juga bermanfaat bagi kelestarian tumbuhan. Jadi, sebelum air
diserap langsung kedalam tanah, sebagian airnya akan diserap oleh tumbuhan hijau
baik itu rerumputan maupun pepohoan. Dengan menciptakan sistem pengelolaan yang
baru dan ramah lingkungan diharapkan Indonesia kedepannnya mampu mengatasi
berbagai masalah banjir dan masyarakat ikut secara langsung berpartisipasi
dalam program pengelolaan daerah resapan di Indonesia.
Komentar