Sulit Untuk Jatuh Cinta

Saya adalah pejuang Mas(a) Depan,
Dalam pikiran saya saat ini adalah menjadi anak yang terbaik untuk kedua orangtua saya, bekerja keras, menjadi pribadi yang menyenangkan untuk semua orang, menjauhi pemborosan karena saya sadar saya sudah mampu menghasilkan uang sendiri, mampu berbagi terhadap sesama, dan masih banyak hal lagi yang saat ini saya pikir harus selesaikan. 

Namun, saya tersadar, usia saya tahun ini genap 24 tahun. Saya sadar saya masih sendiri, bahkan saya mungkin telah lupa mencari. Tapi apakah saya pantas mencari, padahal Allah sudah berjanji akan menjatuhkan hatiku pada yang Ia akan jatuhkan hatinya padaku nanti. Mungkin saya sudah tidak sabar untuk menunggu waktu yang tepat untuk menemukan. Semoga saya tidak pernah  lelah untuk berdoa kepada Sang Pemilik Hati, untuk minta dipertemukan kepada Si Separuh Hati.

Ok intinya ini galau mendadak karena kemarin habis banget bantuin sahabat yang lagi prepare buat menjelang acara hari besarnya di bulan september nanti, sebenernya cuma bantuin masuk-masukin kertas undangan ke dalem palstiknya aja sih, tapi pas liat namanya dia jelas dengan pasangannya terpampang nyata di cover kertas undanganya itu, kaya dalem hati tuh ada yang ngingetin, "Ra, kamu kapan?" ahahhahaha. Sedih sih nggak. Ngenes Iya! 24 tahun masalahnya, bukan masalah yang berat sebenernya sama umur, tapi bagaimana kamu melihatnya di usia kamu yang saat ini, beberapa atau sebagian besar temen-temen kamu atau sahabat-sahabat kamu itu sudah mulai menemukan  pasangannya, sedang kamu? Sudah belum? Jangankan wujudnya, titik hilalnya aja saya belum tau dimana pasnya.

24 tahun saya mengabdikan diri saya untuk orangtua, keluarga ,sahabat, teman, dan pendidikan saya. Nggak peduli orang mau bilang saya, nggak laku lah atau pemilih lah. Kenyataannya, saya sudah berusaha sebaik-baiknya menjadi anak sekolah yang baik, anak kuliahan baik, teman yang baik, bahkan saya habiskan waktu saya untuk mebbahagiakan mereka. Saya habiskan waktu saya untuk belajar , belajar dan belajar. Mau pinter atau nggak, urusan belakangan , yang penting saya belajar. Kenapa? karena cara yang bisa lakukan untuk membahagiakan mereka dengan ini, karena saya tidak memiliki uang yang lebih, saya tidak memiliki kecantikan yang lebih, bada saya tidak proporsional, saya tidak pandai, saya tidak mudah bergaul, saya tidak terkenal, saya tidak pandai berbicara, saya terkesan jutek, saya terkesna cuek, saya terkesan tidak tebruka (padahal iya).ahahhahaha.

Saya menyadari sampai usia sekarang ini, saat belum bisa memberikan apa yang bisa saya berikan. Sya tidak pantas disebut pemilih karena saya bukan pilihan terbaik dari ribuan  bahkan jutaan wanita terbaik di dunia ini. Saya terkesan minoritas dan sangat jauh dari kata cantik. Saya juga kadang lemot, lama dalam mengambil keputusan. Tuh, apa lebihnya? Mau sok sok an cari pasangan? Siapa yang mau? Mau cari pendamping? Siapa yang mau didampingi sama perempuan kaya gini? Banyak kurangnya daripada lebihnya. Para laki-laki pasti akan  mencari pasangan yang terbaik untuk mereka. Iyalah, taruhannya seumur hidup, jangan sampai mereka salah pilih pendamping. Saya bisa apa? Berani kasih kriteria? Berani kasih syarata? Saya punya apa?

Saya percaya bahwa wanita dinikahi karena 4 perkara (sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Hurairah r.a) bahwa "Seorang wanita di nikahi karena empat perkara : karena hartanya, keturunanya , kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah karena agamanya , niscaya kamu beruntung."

Tapi bagaimana saya belum sempurna dengan keempat perkara itu? Bagaimana saya bisa memiliki walaupun hanya salah satu dari perkara itu. Bagaimana saya bisa begitu saya mebiarkan ada laki-laki yang datang mengampiri saya dan lebih memilih saya dibandingankan wanita lain, tapi sebenarnya saya masih jauh dari kriteria dalam 4 perkara itu? Bagaimana saya ingin Jatuh Cinta bahwasannya saya Sulit Untuk Jatuh Cinta.

Kalau ada yang bertanya apakah saya pernah memiliki rasa terhadap sesuatu? Ya, sering. Kalau seseorang? Tidak sering, tapi pernah. Rasanya? Aneh. Anehnya? Iya, ada sebuah rasa ingin memiliki yang berlebih yang membuat kita terpaksa untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak pantas dilakukan,seperti?Mengungkapkan langsung, memberikan perhatian yang belebihan, memandanginya terlalu lama, memikirkan setiap saat tidak dalam doa. Apakah sudah mendapatnya? Belum, bahkan tidak.Kenapa? Karena saya sadar saya salah menempatkan hati saya. Mengapa bisa salah? Iya, saya salah menempatkan hati ini, saya tidak menempatkan kepada Sang Pemilik Hatinya, saya taro nya sembarangan, padahal belum pasti itu punya kita, jadi jangan main ambil aja. Harusnya bagaimana? Ya, harusnya dari awal saya sudah tahu, bahwa saya dan hati saya ini ada yang memiliki, dan sisanya juga sudah ada yang memiliki? Apakah sudah disatukan? Ya belum. Karena saya diuji dengan perasaan yang saya kira ini "Jatuh Cinta" padahal aya sendiri nggak ngerti apa itu jatuh cinta, apa ciri-cirinya, nggak bisa makan kah?nggak bisa tidur kah? nggak bisa belajar kah? nggak bisa minum kah? Padahal yang jelas-jelas buat kita nggak bisa makan itu kalau kita nggak bersyukur karena diberikan orangtua yang mau bekerja kerasa untuk kehidupan kita sampai kita nanti bertemu dengan si "Separuh Hati Kita" nanti. Jadi, kenapa saya harus beradegan seolah saya ini sedang jatuh cinta, padahal ayah ibu sudah mempraktikan apa itu sebenarnya jatuh cinta. Bukan kepada ia yang hati bukan ditempatkan untuk kita. Melainkan kita harus menempatkan hati kita hanya kepada Allah swt. yang nanti akan Ia tempatkan hati kita untuk dia yang sudah Allah siapkan untuk kita.

Jadi, intinya saya tidak bisa memantaskan diri saya sebelum Allah lah  yang benar-benar memantaskan diri saya untuk Mas(a) Depan yang akan hadir di kehidupan saya nanti. Intinya, saya harus banyak bersabar, banyak-banyak berbenah diri, banyak banyak muhasabah diri, banyak-banyak istigfar, banyak-banyak berdoa, banyak -banyakin aja usaha untuk memperbaiki diri sendiri. Biar nanti kalo udah rada beneran, Allah kasih tuh tanda-tanda ke saya, siapa yang bersedia menjadi "Separuh Hati " saya. Jatuh Cinta itu sulit, ujungnya kalo salah malah sakit, nggak dapet malah nangis kebirit-birit, nggak sampe ujung-ujungnya nyalahn keadaan, padahalmah Allah tadinya mau ngasih, eh nggak jadi, kitanya kumat lagi , kitanya ceroboh lagi. Waras akan segala hal itu menentukan nasib kita nanti.

Janga patah semangat ya buat yang belum menemukan, Dekatkanlah hati kita Ppada Allah yang mampunya mendekatkan hatinya pada kita. Jangan ragu. Kita aja bisa percaya pada nahkoda yang membawa kita langsung dengan kapalnya mengarungi samudera dengan rintang ombaknya, padahal kita tidak melihat nahkoda nya dan kita tidak mengenalnya langsung. Apalagi sama Allah, yang memiliki segalanya , yang menjanjikan kita pada semua hal dalam kehidupan didunia maupun di akhirat, menjanjikan bahwa makhluk hidup diciptakan secara berpasangan .

"Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri,maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." Q.S Yasin : 36.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

ISD - Part 7