Kira-Kira Saya Lebih Baik Bekerja Kantoran atau Wirausaha atau Dosen atau Guru?

Ini pertanyaan yang sering banget saya tanyain ke temen-temen saya, pastinya sama temen-temen kuliah saya.

Awal mula kegundahan saya itu pas saya baru banget lulus kuliah S2 saya. Iya, ada banyak pertanyaan yang muncul dibenak saya. Setelah lulus kuliah nanti saya mau jadi APA? Sesuai bidang saya, apakah saya ingin menjadi seorang insinyur sipil yang bekerja di beberapa konsultan perencanaan di beberapa daerah di Jakarta? Kalau iya, berarti saya harus siap untuk menjadi seoarng wanita kariir yang bekerja di kantor dengan porsi 8 jam kerja perhari dengan kemungkinan adanya jam lembur, dengan porsi seminggu 5 hari , dan libur 2 hari, jadi selama sebulan saya bekerja kira-kira 20 hari. Dengan beberapa pertimbangn seperti: 1. saya akan mendapatkan gaji yangsesuai dengan standart gaji S1 di Jakarta sebagai Civil Engineer disebuah Konsultan Perencanaan (karena itu yang akan saya apply untuk bekerja di kantor nanti ) , kenapa saya pakai ijasah S1? Karena saya tidak mungkin melamar pekerjaan dengan memberikan ijasah S2 tanpa adanya pengalaman kerja sebelumnya. Kalau ada lagi yang bertanya, kenapa saya, melanjutkan S2 tanpa bekerja terlebih dahulu setelah lulus S1? Jawabanya, itu rejeki Allah buat saya, jadi saya nggak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, saya percaya,kalau saya bersungguh-sungguh maka Allah akan memberikan bonus kesungguhan dari saya. Rejeki sudah Allah tempatkan dimana-mana, tinggal saya yang menjemputnya.

Nah, sekarang setelah lulus, kenapa saya jadi nggak yakin begini? Kenapa saya masih harus bertanya-tanya. Kedepannya kamu mau jadi apa Ra?. Jujur saja, saya ini orang yang memiliki prinsip yang kuat, mimpi yang besar, ego yang tinggi, agak keras kepala, mampu berpegang teguh sama pendirian (apasih), pokonya gitulah. Awalnya saya berprinsip, kalau saya kuliah di bidang teknik sipil berarti saya harus bekerja sebagai engineer sipil yang hebat, saya harus bekerja di konsultan perencana, atau saya mungkin bisa bekerja sebagai tim peneliti untuk standart-standart pedoman yang dibuat seperti AISC, ASCE ASTM, AASHTO. atau di Indonesia biasa disebut SNI. Atau saya harus menjadi anggota HAKI? atau HATTI? sebenernya itu beberapa yang saya tau.  Itu awalnya, saya berfikir menjadi lulusan teknil sipil saya akan berkecimpung di dunia perinsinyuran, saya akan menjadi wanita yang hebat saya akan berhasil. 

Dan, apa yang terjadi?
Satu minggu saya lulus, 2 minggu saya gelisah, 3 minggu saya uring-uringan,  1 bulan saya galau, 2 bulan saya banyak melamun, akhirnya saya menemukan kata "BIMBANG" dalam diri saya sendiri. Saya bimbang sebenarnya saya mau jadi APA? Saya bisa APA? Saya memiliki kemampuan APA? Ilmu saya sejauh MANA? Saya baru sadar, ilmu yang saya punya ternyata belum seberapa , saya baru sadar kalau saya masih harus banyak belajar sebelum menjadi insinyur-insinyur hebat di luar sana, saya sudah bermimpi bia bekerja di konsultan perencana milik Pak Wiratman (alm.), atau saya bermimpi bisa masuk kenggotan HAKI yang isinya itu orang-orang hebat dibidangnya. Saya bahkan sudah memutuskan untuk berhenti menjadi guru privat dengan melepaskan murid-murid lama kepada guru-guru pengganti, yang sebenarnya saya tidak rela melepaskannya. Karena saya menjadi guru privat sudah hampir 5 tahun.

Jadi gini, usia saya sekarang 24 tahun, posisi saya baru saja mengakhiri perkuliahan sebagai mahasiswa pasca sarjana, dan saya belum bekerja. Saya sebelumnya memiliki pekerjaan sebagai guru privat di paruh waktu. Saya memiliki kewajiban untuk mengabdi sebagai seorang dosen selama 1 semester karena saya mendapatkan beasiswa magister atau setara master dari kampus. Saya merasa harus menyelesaikan tanggungjawab saya sebelum saya memutuskan untuk memilih bekerja diluar (kantor/perusahaann). Itulah salah satu alasan mengapa saya merasa bimbang. Awal tahun 2017, saya dihubungi dosen saya yang pernah menjadi pembimbing saya semasa tugas akhir untuk ikut bergabung dalam timnya menjadi tim struktur untuk pengembangan gedung kampus. Sebelum saya mengiyakan tawaran beliau, saat itu juga saaya hubungi mamah, disitu saya mengatakan semuanya, mengenai visi misi saya dengan realita yang dihadapkan disaya. Sebelumnya saya sudah bicarakan ini dengan mamah dan papah. Saya katakan pada mereka, setelah lulus , saya minta diberi waktu selama 4 bulan untuk belajar bahasa inggris, karena saya lemah disitu, setelah itu saya apply pekerjaa di BUMN atau di perusahaan MIGAS atau perusahaan KONSULTAN PERENCANA sekelas Wiratman dan saya akan menjadi orang yang sukses. Saya paparka semua semua visi dan misi hidup saya kedepannya dan orangtua saya menyetuuinya. Saya lulus S2 pada bulan November 2016 dan akan di wisuda pada bulan Februari 2017. Selama saya menunggu waktu wisuda, saya tidak melakukan pekerjaan apapun, saya seprti hidup dengan kegundahan, saya sudah memutuskan pekerjaan saya sebagai pengajar privat dan saya sudah tidak menjadi asistan laboratorium lagi , saya juga tidak memiliki pekerjaan. Akhirnya saya memutuskan untuk berencana pergi ke Pare , Kediri untuk belajar bahasa inggris di kampung inggris saat itu. Mamah bilang, "mendingan tunggu wisuda kamu dulu, supaya tenang habis itu kamu boleh berangkat".

Saya tidak bisa menolak saran dari mamah saya sendiri, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti saran beliou. Selama menunggu dari novmber ke februari, saya hanya makan, tidur , mondar mandir kampus untuk menyelesaikan adminstrasi kelulusan saya. Saya tak lupa berdoa untuk mendapatkan hal yang terbaik dalam hidup saya kedepaanya, yang tidak hanya terbaik untuk saya, tapi terbaik untuk semuanya, terbaik untuk kedua orangtua saya, kakak kakak saya, keluarga saya, maupun orang-orang disekeliling saya. Entah seperti nya doa saya dikabulkan dengan diberikan jalan yang berbeda dari Allah, yang menurutNya terbaik untuk saya, saat itu saya berfikir Allah meminta mamah saya untuk memberitahukan kepada saya kalau saya sebaiknya mengambil tawaran yang diberikan oleh dosen saya pada saat itu juga. Mamah saya bilang, "Era ambil aja tawarannya, urusan kurus bahasa inggris nanti, era pakai gaji era untuk kursus dimana aja didekat kostan, mamah nggak minta gaji kamu, asalkan kamu bisa wujudin semua keinginan kamu". Karena mamah mengatakan itu, dan Allah mungkin sudah memberikan jawaban terbaik untuk saya maka saya meng"iya"kan tawaran dari dosen saya, dengan planning baru saya, bahwa saya gagal kursus di Pare, tetapi saya bisa beralih ke tempat kursus terdekat disini. Sekaligus saya masih bisa mempersiapkan segala untuk wisuda dibulan Februarinya.

Saya menimati pekerjaan saya di satu bulan pertama, saya kembali merenungkan , merenungkan kembali, saya ubah rencana hidup saya, saya cari jalan keluar nya, saya berfikir lagi pelan-pelan, hingga saya terfikir untuk menghubungi lembaga privat saya lagi , walaupun agak sedikit (eh banyak) malunya, karena saya memutuskan kembali lagi mengajar, yaaaahhhh saya lakukan itu. Sembari saya berfikir, jika saya tidak menjadi orang sesukses orang-orang muda sukses diluar sana setidak saya ingin melakukan sesuatu hal yang akan membuat saya sukses membahagiakan orangtua saya dimualai dari mamah saya adalah satu hal "MENGUMROHKAN MAMAH SAYA ATAS IZIN ALLAH". Saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri, apa yang saya kerjakan sekarang adalah tulus ikhlas Lillahita'ala karena Allah, karena perjuangan saya untuk orangtua saya. Saya tidak mau jadi orang yang takabur karena saya sudah S2 atau karena saya bisa terangkatkan derajatnya dari anak yang tidak punya apa-apa tapi bisa menjadi seorang master jurusan teknik sipil. Insya Allah saya harus bisa membuat itu menjadi nyata atas izin Allah swt.

Akhirnya saya tawakal kan segalanya, saya jalankan semuanya dengan penuh keyakinan, tanpa melihat kebelakang rincian-rincian yang sudah saya buat sebelumnya. Dengan mengucapka Bismillahirrohmanirohim saya siap menjalani kehidupan saya kedepan, saya yakin semua ini atas kehendakMU ya Allah. Saya percaya inlah jawaban dari doa - doa saya selama ini. Saya yakin inilah kehendakMU. Saya lanjutkan pekerjaan saya sebagai tim perencanaandi kampus saya dari pagi hingga soe dan menjadi guru privat diparuh waktu pada malam harinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

ISD - Part 7