#25 Quarter-Life Crisis

25 Disappointments You Deal With When You're 25 by Paul Hudson

Bismillah . Saya meringkas dari apa yang saya alami, Terlepas ada banyak kekurangannya atau banyak banget, saya haturkan mohon maaf yang sebesar besarnya.

1. Thinking that by 25, you’d be working your dream job.

Saat Usia saya sudah 23 tahun, saat itulah saya mulai berfikir bahwa , saya sudah lulus hingga gelar S2, maka saya sudah mampu mewujudkan semua impian saya dengan bekerja sesuai dengan cita-cita yang selama ini saya impikan . Saya berfikir bahwa saya akan dengan sangat mudah mewujudkan semua impian saya mulai dari usia 23 tahun. 

Nyatanya, 2 tahun menuju 25 adalah waktu yang sangat singkat untuk saya lalui dari titik nol hingga mencapai titik puncak yang selama ini saya impi-impikan. Saya tidak tahu pasti, saya begitu amat menyukai pekerjaan saya ini atau bahkan saya merasakan jenuh hingga saya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tapi, ini yang saya alami, kadang saya bosa, kadang saya merasa tidak berguna di tempat saya bekerja, saya ingin meekspolore diri saya tapi saya tidak merasa percaya diri, dan tidak merasa sanggup, bahkan sebagian teman kuliah saya mengatakan, "Ra, keluarlah dari ZONA NYAMANMU, mungkin saat ini yang kamu rasakan adalah kamu begitu terlena dengan kenyamanan , bahkan kamu tidak sedang bersahabat dengan rasa takut. 

Memang saya kalah dengan diri saya sendiri pada saat usia saya menuju 25.

2. Coming to realize that you don’t know as much about the world as you thought you knew.


Semakin mendekati 25, saya perlahan mulai berbicara dengan orang - orang diluar sana, saya mulai berbicara dengan orang-orang diberbagai bidang pekerjaan , diberbagai profesi, dan berbagai karakter. Semakin saya menambah jumlah pertemanan saya, semakin banyak hari yang saya lalui bersama mereka, semakin saya sadar bahwa sebenernya , dunia yang saya lalui saat ini sangatlah sempit yang saya kira sudah sangat besar dimata saya. Saya merasa menjadi bagian dari seseorang yang sangat hebat dengan pekerjaan yang saya miliki, bahkan pujian orang-orang terhadap saya saat itu benar benar menjadi cambuk buat saya, saya semakin terlena, semakin terbawa arus pujian - pujian itu, sampai saya benar- benar tahu, bahwa "SAYA BENAR-BENAR SUDAH SANGAT BODOH".

3. Finding out exactly how much of your paycheck is eaten up by taxes.

Bahkan hampir menginjak usi 25 pun , masih belum paham pentingnya NPWP.

4. Finding out that supporting yourself isn’t nearly as exciting as you thought it would be -- before you actually had to support yourself.

Suka ngebayangin kan, pengen kembali kemasa- masa taman kanak-kanak atau masa masa sekolah dasar dimana masalah terbesar itu hanya pada saat dapat tugas matematika yang ditakuti hanya soal penumlahan, pengurangan perkalian dan pembagian. 

5. Living on your own isn’t as glamorous as was expected.

Dulu bahkan sampai sekarang ini, saya selalu berfikir bahwa saya akan sukses memiliki sebuah rumah sendiri, mobil sendiri, bahkan kebahagiaan akan saya dapatkan dengan hasil jerih payah sendiri di usia yang tidak tahu pasti sampai KAPAN saya bisa menjadi seperti itu, lalu saya merasa diri saya bahagia, orangtua saya bangga, keluarga saya melihat saya pun menjadi sangat bangga. Itu, impian terbesar dalam hidup saya ketika saya merasa bisa lakukan hal itu sendiri di usia saya yang semuda ini. 

Nyatanya, apa yang saya lakukan tidak semudah itu. Bahkan, saya adalah seseorang yang mampu bekerja di berbagai bidang dengan jam kerja yang lebih banyak dari orang-orang diluar sana. Apakah saya kecewa? Yes, almost. 

Lalu saya akan berbuat apa? No, I have no Idea. 

Sekarang ini , saya masih mencari, dimana tingkat kebahagiaan yang dapat saya capai.

6. Having to accept that working just about always sucks.

Ada 2 pilihan kenapa seseorang itu bertahan dalam pekerjaanya, yang pertama adalah , ia akan bertahan dengan pekerjaan nya sekarang dengan menghasilkan uang yang dapat ia kumpulkan tiap bulannya, walaupun dia harus merasa bosan dan jenuh, ia merasa aman dengan pekerjaan ini, sampai ia takut apabila ia keluar dari pekerjaan yang sekarang ia jalani, apakah akan senyaman sekarang atau lebih buruk daripada ini. 

Pilihan kedua adalah, apapun yang ia lakukan, yang terpenitng adalah, ia bahagia dengan pekerjaan yang ia miliki, ia akan mencari pekerjaan diluar sana sampai ia menemukan hal yang ia sukai, baru ia merasakan kebahagiaan dalam bekerja.

Dan, sekarang saya ada dimana? 
Saya masih di ambang "KRISIS KEGALAUAN" . Nggak tahu , lagi ada diposisi yang mana.

7. Coming to accept that days are short and that there's little time for things other than work and running personal errands.

Dan , ternyata mencari waktu untuk memanjakan diri setelah mulai bekerja itu memang sangatlah sulit, sendiri belum tentu merasa bebas, karena bekerja sepanjang waktu, ketika pulang, harus mengahabiskan waktu dengan berkutik pada kegiatan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti mencuci baju, mencuci piiring, membersihkan kamar. Semua itu sepertinya mudah, tapi ituah yang menyita waktu dirumah, apalagi seperti saya yang masih tinggal di area kost-kostan.

8. Being disappointed with the people you meet.

Dulu , selalu ngebayangin, setelah lulus kuliah dan bekerja, saya akan menemukan teman baru yang sangat menyenangkan setiap harinya. Ternyata , saya harus menerima kenyataan bahwa mengenal karakter seseorang itu tidak mudah saat semasa kuliah atau sekolah dulu. Saya harus banyak belajar, membawa diri saya ditengah-tengah mereka, begitu pula sebaliknya.

9. Being disappointed with your preferred sex.

No comment sama yang ini. 

10. Losing friends due to different life directions.

Mungkin masalah umum yang sering dialami sesama manusia, dari mulai dibangku SD, SMP, SMA bahkan kuliah. Dari mulai membangun pertemanan di media sosial, membuat grup pertemanan supaya komunikasi tetap selalu terjalin, namun apa daya kesibukan masing-masing mmebuat hal ini sulit di erat kembali seperti masa masa seolha dulu.

11. Realizing that most of your friends are awful friends, and then cutting them out of your life.

Belajar untuk tidak menegatifkan pertemanan dengan tidak  bersuudzon terlebih dulu. Tetap husnudzon, karena teman semasa sekolah dan kuliah selalu bersama menemani hingga lulus.

12. All that school debt that you still have to pay off -- and will continue to have to pay off for a long time.

Alhamdulillah tidak meninggalkan hutang dan Insya Allah jangan sampai ada. Mungkin hutang janji bertemu yang belum terealisasi. :( 

13. Realizing that your major only allows you to find jobs that, it turns out, you can’t stand doing.

Dulu sempet mikir, kuliah itu yang penting lulus. Karena , passion untuk menjadi apapun sama sekali nggak ada dalam pikiran, Setelah masuk dunia kerja, ternyata semua terasa berbeda, semakin sulit, semakin menantang dan semakin sadar bahwa saya semakin bodoh. Menyesal? TIDAK. Kecewa? TIDAK? Bosan? Ya, karena saking nggak tahu apa apa. :(

14. Not knowing where to head in life.

Dulu cuma bisa ngebayangin, tinggal di lingkungan yang sejuk, dengan rumah dikelilingin taman, kehidupan yang serba cukup, kendaraam ada, dan dikelilingi dengan orang-orang yang ramah dan berjiwa sosial tinggi. Tapikan impian tak sejalan dengan kenyataan. Harus bersabar. Mungkin inilah quarter crisis saya.

15. "Still" being alone.

Ho'oh. 25 tahun saya masih aja single. Mau berstatus double aja takut. Takut sayanya kecewa atau dianya yang kecewa sama saya. Walaupun sebenernya pemikiran seperti itu harus dibuang jauh-jauh. Bayi aja lahir nggak langsung kenal siapa ayah ibunya, dia hanya tahu yang selama ini dia lihat ketika membuka matanya ya mereka.

16. Always knowing that there are only 24 hours in a day… but never realizing how short that actually is.

Suka ngerasa begitu, berasa 24 jam dalam sehari itu adalah waktu yang terasa singkat. Entah karena hari ini dikejar deadline kerjaan atau hari ini kamu belum puas dengan hari liburmu. :(

17. Not being happy.

Lebih tepatnya gini. Setiap bangun pagi, solat, terus duduk duduk dikasur. Sambil mikir, "hari ini gue bakal mandi lagi nih, terus berangkat kerja lagi, terus pulang, cari makan malem, terus beres beres kamrar, kalau sempet rendem cucian kotor, kadang saking malemnya, nggak sempet mandi, terus buka buka hape , sampe ketiduran, terus besokan begitu lagi. Kadang mikir, sampai kapan kaya gitu terus?

18. Realizing that your parents aren’t the superheroes you once thought they were.

Mereka tetap terhebat yang pernah saya miliki. Jadi tetap berfikir bahwa mereka adalah pahlawan disetiap masalah dalam hidupku.

19. Realizing that drinking, partying and raging actually does get old.

No comment. Bukan anak dugem nih.

20. Being disappointed with how quickly a quarter of your life has flown by.

Nggak paham sama yang ini. Dulu mikirnya gini, kalau gue terlahir sebagai orang berada, mungkin gue akan terhindar dari bekerja keras dan menghabiskan waktu untuk mencari uang. Jadi kalau orang yang nanya, mukanya boros. Lah iya, beban hiduo gue lebih banyak aripada Lu.

21. For those lucky enough to have found their passion by 25, they’re going to have to try a whole lot harder to get to where they want to be.

Usia suskes seseorang emang macem -macem, ada yang usia dibawah 25 udah sukses dengan penghasilan hinga ratusan juta hingga milyaran rupiah tiap bulannya, bahkan ada yang seperti saya bekerja keras tapi masih taraf biasa aja.

22. How boring life can be.

Terasa jika bengongnya lebih banyak daripada bergerak melakukan aktivitas setiap hari. Gue kadang ada diantaranya keduanya. Kadang bengong , kadang beneran kerja.

23. How much you miss being in school.

Hanya ingin kembali ke masa ceria berteman dengan mereka di masa sekolah ketimbang mikirin lagi pelajaran-pelajaranya :)

24. Realizing how little time you actually have to create your dream lives.

Inilah hidup, ketika masa sekolah, tenaga ada, waktu ada tapi uang nya nggak ada. Usia produktif setelah lulus kuliah, tenaga ada, uang ada , waktunya nggak ada. Nanti pas udah tua, giliran uang ada, waktu ada, tenaganya yang nggak ada.

25. Not yet figuring out the point of it all.

Dalam hidup adanya yang namanya naik dan turun. Entah Iman nya, semangatnya, moodnya. Siklus kehidupan pasti selalu berputar. Tinggal kitanya. Mau recharge lagi nggak biar nggak kendor imanya, semangat, moodnya. Semakin bertambah usia, semakin kita banyak belajar, semakin kita paham, bahwa kita semakin tidak tahu apa apa tentang kehidupan ini, tentang ilmu yang kita punya, bahkan kita semakin merasa bodoh dengan itu semua. Saya muslim, saya berusaha mencharge diri saya dengan ilmu islam, banyak berilmu dengan guru guru agama diberbagai tempat, saya semakin semangat memperbaiki ilmu agama saya, saya target kan bahwa ibadah saya harus lebih baik dari kemarin, kelak saya kedepannya, mau ada bahagia atau bahaya saya harus siap dengan mental iman islam saya yang kuat pula. Tiang agama saya harus kokoh. Beberapa hari kemudia saya melewati 25 ini, saya harus siap dengan segala hal di hadapan saya. Saya harus punya target lebih baik, jadi manusia yang hebat, supaya kelak saya akan mendapatkan pasangan yang dipilihkan oleh ALLAH SWT yang terhebat pula. aamiin. 

" Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu). (At Taghaabun : 3)

“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.(At-Tin 4)
“(Itulah) ciptaan Allah yang Mencipta dengan sempurna segala sesuatu.”(An-Naml 88)
“Allah-lah yang Menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap, dan Membentukmu lalu Memperindah rupamu.”(Ghofir 64)
“Sungguh, Kami telah Menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.”(Al-Insaan 3)
“Dan sungguh, Kami telah Memuliakan anak cucu Adam, dan Kami Angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami Beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami Lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami Ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”(Al-Isra’ 70)
“Yang telah Mengajarkan al-Quran. Dia Menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara.”(Ar-Rahman 2-4)
“Allah-lah yang telah Menciptakan langit dan bumi dan Menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia Mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah Menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan Kehendak-Nya, dan Dia telah Menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia telah Menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.”(Ibrahim 32-33)
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar Rahman 13)
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar Rahman 13)
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar Rahman 13)

Source : https://www.elitedaily.com/life/culture/25-disappointments-almost-every-25-year-old-experiences/863641

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

ISD - Part 7