KULTUM
Berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan
berbuat baik kepada orang tua yang dilakukan sampai ia dewasa dan mandiri.
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu”
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu”
Surga di bawah telapak kaki Ibu adalah ilustrasi
yang berarti salah satu sarana untuk mengantar seseorang masuk ke surga. Karena
orang tua adalah sarana terdekat untuk dapat masuk ke dalam surga, karena
Ridhanya Allah ada pada ridhanya orang tua. Hal ini tentu dalam batasan yang
dibenarkan oleh agama.
Dasar hukumnya:
“Dari Abu
Hurairah ra. Rasulullah Saw bersabda: “Rugi, rugi, dan rugi (menyesal)”.
Ditanyakan: ”Siapakah dia ya Rasulullah?”, Beliau menjawab: “Dialah orang yang
menjumpai kedua orang tuanya atau salah satunya dalam keadaan sudah berusia
lanjut dan renta, namun dia tidak tidak berbakti. Maka dia tidak masuk
surga”.(HR. Muslim)
Jalan yang benar dalam menggapai ridha Allah
melalui orang tua adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada
kedua orang tua) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam
Al-Quran, setelah memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah memerintahkan
untuk berbakti kepada orang tuanya.
Sedangkan ‘uqiqil walidain adalah gangguan yang
ditimbulkan seorang anak terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun
perbuatan. Contoh gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan “ah” atau “cis”,
berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci
maki dan lain-lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar,
seperti memukul dengan tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu dan
menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak memperdulikan, tidak
bersilaturrahmi, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang
miskin.
Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa’ ayat
36:
“Dan beribadalah kepada Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat,
tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri”.(An-Nisaa’:36)
Dalam Al-quran juga di jelaskan:
“ Dan rendahkanlah
dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Ya Allah
kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana mereka telah mendidik aku waktu
kecil”.( Al-Israa’ :24).
Dalam surat al-‘ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang
tua yang kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:
“Dan kami wajibkan kepada manusia agar(berbuat) kebaikan kepada
kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah
engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(Al-‘ankabuut:8
Pentingnya
Ridho Orang Tua Untuk Seorang Anak
Ridho orang tua begitu penting bagi seorang anak,karena dia tidak akan bisa mndapatkan ridho Allah jika orang tuanya tidak meridhoinya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Dari Allah ta’ala:
Barangsiapa di pagi hari telah mendapatkan keridhaan kedua orang tuanya dan
kemarahan-Ku,maka Aku akan tetap ridha padanya.Dan barangsiapa di pagi hari
telah mendapatkan kemarahan kedua orang tuanya dan keridhaan-Ku,Aku akan tetap
marah padanya.”[3]
Rasulullah SAW juga
bersabda:
“Ridha Allah
tergantung (menurut) ridha kedua orang tua,dan kemurkaan Allah tergantung pada
kemurkaan kedua orang tua.” (HR.Ibnu Hibban)[4]
Syekh Muhammad
bin Zameel Zeeno menyebutkan cara berbakti kepada kedua orang tua sebagai berikut:
- Selalu berbicara sopan kepada kedua orang tua
- Selalu taat kepada keluarga selama tidak untuk
kemaksiatan kepada Allah Swt.
- Selalu lemah lembut,jangan bermuka masam dihadapan
mereka berdua
- Selalu menjaga nama baik,kehormatan dan harta mereka
berdua,dan tidak mengambil sesuatu tanpa seizinnya.
- Selalu melakukan hal-hal yang dapat meringankan tugas
mereka berdua,meskipun tanpa perintahnya.
- Selalu bersegera,jika mereka memanggil.
- Selalu mendo’akan mereka berdua;dan lain sebagainya.[8]
Komentar