Muridku yang sedang ''Ngambek''

Ada beberapa perasaan bersalah dari saya sebagai guru bagi murid saya sendiri. Bagaimana saya selalu memiliki ekspektasi yang amat tinggi terhadap murid yang saya ajarkan. Saya tidak memaksakan nilai yang besar setiap ujian sekolah , saya juga tidak mengharuskan dia menjadi pintar segala macam pelajaran. Tapi saya selalu menekankan pada mereka , untuk pertemuan yang singkat disetiap minggunya setidaknya dimanfaatkan dengan sangat baik. Karena buat saya, mereka adalah tanggungjawab terbesar saya saat itu. Saya harus membimbing dia dari yang banyak lupa jadi berkurang lupa nya, karena apabila saya bilang tidak tahu apa apa, itu tidak mungkin, karena sejatinya , mereka sudah mendapatkan materi di sekolah oleh guru-guru mereka sebelumnya. Untuk itu tugas saya saat mengajar mereka dirumah adalah membimbing semaksimal saya, membantu memcahkan setiap masalah yang mereka hadapi disekolah, membantu mengingat - ingat lagi materi yang sudah agak agak lupa, walau hanya dalam hitungan jam atau hari, dan meningkatkan mutu belajar mereka bagi yang kurang serta mempertahankan nilai mereka bagi yang sudah diatas rata-rata. Saya berusaha untuk mengeluarkan semua kemampuan saya yang terbaik untuk mereka, supaya mereka menjadi lebih baik, lebih hebat, dan terlihat berbeda dari teman-temanya yang tidak memiliki waktu belajar tambahan dirumah. Saya harus bisa membuat mereka lebih pintar, nilai ujian mennjadi lebih bagus dan menjadi kebanggaan untuk orangtua mereka. Saya sangat berambisi untuk itu. Kadang saya suka memaksakan mereka mengerjakan beberapa latihan untuk meningkatkan kemampuan diri. Saya selalu menanyakan, bagaimana nilainya disekolah? kamu posisinya ada di nomor berapa sekarang? Semua saya perjuangkan demi tanggungjawab saya sebagai guru privat dan hak mereka untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari saya.

Tapi, saya tersadar..
Mereka bukan robot.
Mereka anak - anak.
Mereka adalah murid yang sudah punya kewajiban disekolah mereka.
Mereka butuh ruang gerak.
Mereka butuh waktu untuk istirahat.
Mereka butuh dukungan tanpa paksaan.
.

Saya sadar saya salah..
Mereka nggak harus ditekan untuk menyelesaikan semua tugas mereka dalam satu waktu.
Mereka nggak bisa terima sekaligus materi materi pelajaran dalam waktu berjam jam dalam satu hari, disekolah, ditempat bimbingan belajar, maupun dirumah .
Mereka punya semangat, tapi mereka juga punya rasa lelah. Mereka juga  butuh waktu untuk merefresh otak mereka .
Terlalu banyak memory yang mereka simpan dalam satu hari, sehingga mereka besok harinya lupa apa yang sudah dipelajari kemarinya.
Saya, yang hanya sebagai guru di jam tambahan diluar sekolah mereka, yang mendengar langsung keluhnnya mereka dengan rasa tanpa bersalahnya meminta untuk tetap fokus dalam mengikuti proses belajar dalam pertemuan kita.

Ketika saya lupa dan saya tidak sadar kalau mereka butuh waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri sesaat, saat itu saya mengubah mood mereka menjadi tidak enak, menjadi tidak stabil, mereka menjadi sedikit kesal, mengeluh, dan menahan kecewa terhadap saya, kadang hatinya memberontak, tapi dia tidak mampu mengungkapkan.

Disitu , saya menyadari, bahwa saya tidak seharusnya membiarkan mereka tertekan dengan kondisi seperti itu. Saya seharusnya menjadi supporter terbaik bagi mereka selain orangtua mereka. Saya harusnya lebih bersabar dengan kondisi mereka yang tidak bisa langsung menerima materi yang terus menerus diterima dalama waktu berjam jam selama satu hari. Hasilnya, mereka jadi terpaksa, asal asalan, berujung pada mood yang tidak baik, akhirnya mereka ngambek dan kecewa terhadap saya. Apa yang terjadi selanjutnya? Mereka akan berkurang rasa semangat untuk bertemu dengan saya di pertemuan berikutnya. Ya Allah, semoga saya bisa intropeksi diri dari apa yang telah terjadi, semoga saya tidak terlalu ambisius dan menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap mereka. Saya harus tau maunya mereka apa, dan saya harus cari cara lain untuk membuat mereka lebih nyaman terhadap saya. Memang karakter setiap anak berbeda-beda, dan yang saya ceritakan disini adalah untuk muridku yang merasa ngambek dengan saya karena hari itu dia sedang lelah, sepulang sekolah, langsung diminta untuk belajar kembali dengan guru lesnya. Maafkan kaka ya dek, :). Semoga saya bisa belajar lebih baik dan lebih baik lagi.aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

PENGARUH EKSENTRISITAS BEBAN TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL

ISD - Part 7